Kualatungkal, AP – Sedikitnya 160 hektar lahan perkebunan warga Desa Sungai Baung, Kecamatan Pengabuan, Tajung Jabung Barat (Tanjabbar) terendam banjir akibat luapan kanal PT. WKS.
Luapan kanal PT. WKS juga merendam jalur akses masuk ke desa dan merendam rumah warga. Akibatnya, aktifitas warga terhambat. Menurut keterangan Ramli, Warga Desa Sungai Baung, lahan perkebunan miliknya dengan luas sekitar 2 hektar lebih sudah terendam selama tiga minggu terakhir. Seluruh tanaman sayuran miliknya yang diperkirakan dalam waktu dekat akan memasuki masa panen habis terkena banjir.
“Habis semuanya, seluruh sayuran yang saya tanam yaitu berupa kacang, timun dan cabe habis mati karena terendam banjir,” katanya, Minggu (27/11).
Menurutnya, selama ini tidak pernah ada banjir sebesar ini sampai mematikan semua tanaman yang ada di perkebunan. “Dulu kalaupun banjir tidak pernah air nya bertahan seperti ini, apa lagi sampai berminggu-minggu tapi banjir kali ini sangat merugikan kami,” tuturnya.
Dirinya juga menyebutkan jika banjir yang merugikan warga ini di sebabkan meluapnya air dari kanal PT. WKS. “Kami dan warga yang lainnya sudah melihat langsung jika air kanal WKS yang ada di ujung desa ini meluap, itulah menyebabkan air di perkebunan kami tidak kunjung surut,” terangnya.
Ia juga mengeluhkan soal tanaman berupa sayuran yang seharusnya diambang masa panen ikut terimbas banjir. “Biasanya kita bisa dapat 1 sampai dua ton dari hasil panen sayuran, tapi karna banjir ini semua tanaman mati, itu disebabkan lamanya air tergenang di kebun kami,” keluhnya.
Terpisah kepala Desa. Sungai Baung, Abdul Hamid membenarkan jika ratusan hektar lahan warganya terendam banjir. Hal itu diperkuat dengan laporan kepala dusun karya baru Katno ke pemerintahan desa.
“Benar adanya kerugian masyarakat yang diakibatkan banjir yang merendam desa sungai baung selama 3 pekan terahir,” katanya.
Laporan tersebut menyebutkan, sekitar 160 hektar lahan warga terendam banjir, hewan ternak banyak yang mati, dan ketinggian air juga telah merendam lantai rumah warga. Dia belum dapat memastikan jika banjir ini di sebabkan dari luapan kanal PT. WKS.
“Kita belum dapat melihat langsung, meskipun sebagian besar warga desa menyatakan banjir ini disebabkan luapan air kanal WKS,” sebutnya.
Desa Sungai Baung dan desa Suak Samin adalah wilayah yang paling terkena dampak banjir karena dua desa ini berbatasan langsung dengan lahan WKS, dan berada di dekat sungai alam yakni Sungai Baung.
Sementara itu kepala Desa Suak Samin Misran juga membenarkan jika perkebunan warga di wilayahnya banyak mengalami kerugian dari dampak banjir yang tidak kunjung surut. Berdasarkan laporan warga serta pantauan perangkat desa banjir yang terjadi dikarenakan meluapnya kanal PT WKS yang posisinya ada di ujung Desa Suak Samin.
“Dari laporan warga dan pantauan perangkat desa kami benar adanya jika banjir ini berasal dari kiriman air kanal WKS, itu dapat dilihat langsung ke lokasi di ujung desa ini,” katanya pada awak media.
Dirinya juga memita pihak perusahaan tidak tinggal diam saja, karena kerugian warga tidak hanya pada tanaman yang mati tapi juga aktifitas sehari-hari mereka di kebun lumpuh total.
“WKS harus perhatikan semua itu, karena warga tidak dapat lagi beraktifitas di kebunnya, ditambah lagi semua tanaman yang ada di perkebunan mereka mati,” sebutnya.
Disinggung soal apa sikap desa dengan lambannya penanganan dari PT WKS sehingga air sudah memasuki menggu ke 4 masing mengenagi lahan warga, pemerintahan desa meminta WKS bertanggung jawab, terutama soal tanaman di kebun warga banyak yang mati, otomatis ada kerugian yang dialami warga akibat banjir kiriman dari air kanal.
Camat Pengabuan Suwarno saat di komfirmasi Aksi Post mengatakan, sejak satu minggu yang lalu masalah ini sudah dilaporkan kepada pak Bupati. Baik soal di desa Suak Samin maupun yang terjadi di desa Sungai Baung.
“Kita sudah sampaikan ini kepada para kepala desa untuk di kroscek langsung ke lokasi, dan hasilnya benar selain karna di sebabkan intensitas curah hujan yang tinggi, genangan air di kebun warga juga di sebabkan luapan air kanal PT. WKS,” kata Camat.
Pada awalnya pihak Kecamatan. menduga hanya karna air pasang tinggi dan curah hujan yang tinggi. “Namun setelah dipantau ke lokasi benar adanya jika banjir yang tidak kunjung surut ini dikarenakan jebolan beberapa kanal WKS dan airnya meluap ke lahan perkebunan warga,” tuturnya.
Pihak kecamatan telah melaporkan perihal ini pada PT WKS. “Pihak prusahaan bersedia memperbaiki kanal mereka dan berjanji masalah ini cepat terselesaikan,” pungkasnya. mg