Kualatungkal, AP – Banjir yang merendam 600 hektar perkebunan warga Desa Sungai Baung, Kecamatan Pengabuan yang diduga akibat luapan air dari kanal PT. WKS beberapa waktu lalu, pihak DPRD Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) mendorong Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) untuk berperan aktif dalam mencari kebenaran penyebab banjir.
“Ada kabar, kalau WKS menolak disebut sebagai penyebab banjir. Makanya, kita minta peran aktif pihak terkait untuk mencari tahu perusahaan mana yang menjadi dalangnya,” ujar Ketua DPRD Tanjabbar, Faisal Riza.
Selain meminta peran aktif BLHD, dirinya juga berjanji akan segera turun untuk meninjau lokasi banjir di Desa Sei Baung.
“Ada banyak perusahaan di Tanjabbar ini,Jadi kita perlu penelusuran dulu biar tau siapa penyebabnya,” tegasnya.
Terkait persoalan ini, belum ada tanggapan dari pihak BLHD. Pasalnya, Kepala BLHD Tanjabbar, Hamzah tidak berada ditempat saat dikunjungi awak media di kantornya yang berada di Jalan Pelabuhan, Kota Kualatungkal.
Diketahui, sebanyak 600 hektar tanaman perkebunan milik warga Desa Sungai Baung terendam. Dimana air yang merendam ratusan hektar kebun warga ini di duga di sebabkan oleh pihak perusahaan pengelola tanaman industri milik PT. WKS.
Selain merendam kebun, jalur akses masuk ke desa pun tidak luput dari terpaan air, banjir di wilayah ini juga telah merendam rumah warga.
Hal ini diungkapkan Ramli, salah satu warga. lahan perkebunan miliknya dengan luas sekitar dua hektar lebih, ikut terendam. Seluruh tanaman sayuran milik nya yang di perkirakan dalam waktu dekat akan memasuki masa panen, harus mengalami gagal panen, karena habis terkena banjir.
“Habis semuanya pak, seluruh sayuran yang saya tanam kacang, timun dan cabe habis mati, karena terendam banjir,” kata Ramli.
Menurutnya juga, selama ini tidak pernah ada banjir sebesar ini sampai mematikan semua tanamannya.
“Dulu jika pun ada banjir tidak pernah air nya bertahan seperti ini, apa lagi sampai berminggu-minggu, tapi banjir kali ini sangat merugikan kami,” tuturnya.
Dirinya juga menyebutkan jika banjir yang merugikan warga ini disebabkan meluapnya air dari kanal PT. WKS, sehingga membuat air bertahan hingga tiga minggu.
“Kami dan warga yang lainnya sudah melihat langsung jika air kanal milik PT. WKS yang ada di ujung desa ini meluap, itulah menyebabkan air di perkebunan kami tidak kunjung surut,” terangnya. her