Jambi, AP – Cabai sepertinya bukan hanya kebutuhan bagi masyarakat Provinsi Jambi, namun juga sajian favorit yang harus tersedia. Buktinya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi mencatat konsumsi cabai di Provinsi Jambi capai 35 sampai 40 ton perhari. Khusus di Kota Jambi saja, konsumsi cabai merah tercatat 20 ton perhari.
Kabid Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Disperindag Propinsi Jambi, Filda Deviarni, melalui Kasi Bina usaha dan Distribusi, M. Zaini menyebutkan, guna memenuhi konsumsi cabai merah, Disperindag terpaksa mendatangkan cabai dari Jawa sekitar 20 ton perhari.
“Cabai lokal membantu sekitar 30 persen pemenuhan konsumsi. Kita tidak menampik kalau cabai lokal ini menyumbang ketahanan pangan, kalau tidak ada cabai lokal tidak akan cukup, karena kebutuhan kita bisa dikatakan besar,” kata Zaini.
Dalam kondisi sekarang ini, lanjut Zaini para pedagang lebih mengandalkan pasokan cabai lokal untuk memenuhi kebutuhan pasar. Harga cabai sekarang ini sudah berangsur turun dari sebelumnya Rp. 70 ribu menjadi Rp. 50 ribu per kilonya.
“Kenaikan harga ini disebabkan karena sepanjang tahun ini terjadi anomali cuaca seperti eL Nino, sudah itu ada lagi La Nina,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakannya, selain anomali cuaca, dampak banjir juga membuat lahan pertanian terendam dan petani cabai gagal panen. “Kita mau menekan harga ke Rp 30 ribu saja susah. Antisipasinya kalau sudah kritis ya pemerintah lakukan Impor,” tandasnya. met