Jambi, AP – Dugaan penistaan Agama terjadi di Jambi, sebuah Hotel di pusat Kota Jambi, yakni Hotel Novita diduga telah lakukan penistaan agama Islam dengan membuat ornamen natal yang bertuliskan lafaz Allah.
Hebohnya lagi, lafaz Allah ditulis di lantai dibingkai telapak kaki dalam hiasan batu kerikil putih.
Sontak saja temuan tersebut menjadi heboh di dunia maya. Tak ayal, Hotel Novita dipenuhi warga, polisi, TNI, termasuk Ormas FPI Jambi.
“Ini jelas penistaan agama Islam. Masak tuhan kita Allah disejajarkan dengan alas kaki manusia, Kami dari FPI Kota Jambi tidak terima dengan ulah yang diduga dilakukan management Hotel Novita,” tegas Ahmad Sukri, Ketua FPI Kota Jambi.
Mulanya, ornamen natal tersebut ditemukan seorang warga bernama Bima yang kebetulan melewati jalur kanan hotel di lobby andalas.
Namun, betapa terkejutnya melihat susunan batu di lantai ornamen natal bertuliskan lafaz Allah. “Saya tidak terima nama Tuhan saya Allah direndahkan demikian. Allahu akbar,” katanya.
Kabar tersebut, langsung sampai ketelinga Gubernur Jambi H.Zumi Zola Zulkifli dan Kapolda Jambi Brigjen Pol Yazid Fanani.
Gubernur Zumi Zola sangat menyayangkan kejadian ini, Menurutnya, ini harus diselesaikan secara hukum, mohon semua pihak agar menjaga keamanan tetap kondusif.
“Situasi sangat sensitif sekali, jadi harus saling menghormati. Saya sangat keberatan apabila pihak menagemen tidak menerima kejadian ini. Saya akan menegur secara keras kepada pihak hotel. Saya sudah bicara kepada Kapolda Jambi harus ada yang bertanggung jawab dan selesaikan secara hukum,” tandas Zola.
Sementara itu Kapolda Jambi Bridgen Pol Yazid Fanani kepada sejumlah media mengatakan akan segera memeriksa kebenarannya.
“Beri kepolisian waktu untuk mengungkapnya. Kami akan proses. Nanti pihak Polresta yang memeriksanya,” jelasnya
Panglima FPI Kota Jambi Haviz Alatas menilai saat ini adanya komunis masuk dan ingin mengadu domba kebhinekaan di Kota Jambi.
“Secara adat sudah kena ini pak. Kita akan mengawal sampai tuntas ke jalur hukum,” tukasnya.
Begitu juga dengan HMI Jambi sangatcmengutuk keras hal ini dan meminta Direktur Novita meminta maaf kepada umat islam di jambi.
Sementara GM Novita Hotel Husairi mengatakan ornamen tersebut dibuat sejak dua minggu yang lalu dan mengaku tidak tau adanya ukiran tersebut.
“Kita tiap tahun sama buat seperti itu, siang tadi belum ada mas. Staf kita yang buat ornamennya, kita akan periksa staf kita nanti,” ujarnya
Manajemen Hotel Novita resmi menyampaikan permintaan maaf terkait munculnya ornamen Natal berlafaz Allah di hotel tersebut, Permohonan maaf tersebut disampaikan langsung oleh General Manager Hotel Novita Husairi Seger, di rumah dinas Walikota Jambi Sy Fasha.
“Kami atas nama manajemen Hotel Novita memohon maaf sedalam-dalamnya. Kami sangat menyesalkan persitiwa ini. Jangankan untuk berbuat, terniat saja tiddak ada,” ujar Husairi.
Ditambahkannya, ornamen Natal tersebut sudah terpasang sejak Jumat 9 Desember 2016. Husairi mengatakan, pihaknya menduga ada oknum-oknum tertentu yang sengaja mengubah ornamen tersebut.
Lebih lanjut Husairi mengatakan, pihaknya memperkirakan ornamen tersebut dirubah dalam rentang waktu pukul 16.30 WIB hingga 18.30 WIB. “Kami juga memohon maaf karena kurang pengawasan. Dan kami juga berterima kasih atas koreksi yang disampaikan kepada kami,” pungkasnya.
Sementara itu Walikota Jambi Sy Fasha mengatakan, semua pihak tentunya tidak menghendaki adanya kejadian 23 Desember tersebut. Fasha meminta agar semua pihak dapat menahan diri terkait kejadian ini.
“Kejadian ini jangan sampai membuat kita terpecah belah. Dan saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah menjaga kerukunan antar umat beragama,” kata Fasha.
Selain Walikota Fasha, permohonan maaf dari managemen Hotel Novita juga dihadiri Dandim Batanghari, Komandan Denpom, MUI, NU, Muhammadiyah, lembaga adat, FKUB, serta sejumlah ormas Islam.
Menanggapi berita dugaan penistaan agama Islam yang terjadi di Jambi terdengar juga oleh ulama kondang asal Arab Saudi yang telah bermukim di Indonesia, yakni Syeikh Ali Jaber.
Menurutnya, kasus penistaan agama itu keputusannya adalah ditangan pemerintah. “Saya salut dengan Pemerintah Kota Jambi yang sudah bersikap tegas. Kalau semua jadi contoh, seperti Pemerintah Kota Jambi tidak ada yang berani ada yang menistakan agama,” ungkap Jaber, saat mengisi undangan tabligh akbar di Kota Jambi.
Baginya, perlu adanya saling hormat-menghormati dan toleransi antar umat beragama di Indonesia. “Seperti umat muslim menjelekkan atau menistakan agama lain, itu tidak dibenarkan. Begitu juga umat agama lain, jangan pula menistakan agama Islam,” tuturnya.
Jangan meminta umat muslim menghormati agama lain sedangkan umat lain tidak menghormati umat muslim. “Harus adil, negeri kita negara hukum yang adil dan merata siapa pun yang bersalah wajib dihukum,” tandasnya.
Jaber juga menambahkan, “Kalau ada umat Islam bersalah, silahkan hukum, tapi jangan seolah-olah ada umat Islam tidak bersalah dihukum, tapi umat lain bersalah mencari alasan belum tersangka, belum terbukti. Sebab itu hukum di negara menjadi kacau.”
Bicara kedamaian, agama Islam adalah agama yang cinta damai. “Jangan bicara Islam soal damai, terbukti Islam di Indonesia yang paling cinta damai,” katanya.
Namun mohon maaf, sambung Jaber, jangan ganggu kedamaian umat Islam apabila kedamaian kami tergerus berarti kami juga harus ambil sikap tegas terhadap orang yang menistakan agama.
“Supaya jangan muncul orang bermain hukum sendiri, saya harap sebagai Pemerintah Kota dan Provinsi Jambi mengambil sikap ketegasan soal penistaan agama,” tegasnya.
Jaber berharap semua pemerintah dimana saja, terutama di Indonesia tolong berlaku adil. “Kami sebagai umat Islam meminta keadilan di negeri ini, karena keadilan menjaga NKRI.”
Pantauan Aksi Post di TKP Hotel Novita Kota Jambi kemarin (26/12) masih di jaga ketat oleh polisi bersejata lengkap, garis line masih melingkari hotel tersbut.
Sejak kejadian tersebut, Kapolresta Jambi Kombes Pol Bernard Sibarani sangat mengapresiasi langkah kebijakan Walikota Jambi Syarif Fasha yang tegas langsung menutup Novita Hotel, sehingga tidak jadi bergejolak di Jambi.
“Tentu kita apresiasi kebijakan Pak Wali yang menutup dengan berbagai pertimbangan. Selama tiga hari ini pihak kepolisian sudah memeriksa 22 saksi dan mengamankan sejumlah barang bukti,termasuk menyita CCTV pihak hotel,” katanya.
Agar kasus ini tidak berlarut-larut dan bisa cepat terungkap, Polda Jambi menggandeng tim Mabes Polri yang memiliki peralatan lengkap.
“Saat ini kami sudah mendapatakan beberapa sidik jari di ornamen tersebut, nanti akan terlihat sidik jari siapa yang terbanyak. Dan sekarang kasusnya ditangani Polda Jambi dan tidak di Polresta Jambi. Kami hanya mendukung,” ujar Bernard.
Dia juga menambahkan, pihak kepolisian masih memanggil enam orang saksi lainnya terkait hal ini. “Berikan kami waktu dan kami tidak akan main-main jadi saya harap rekan-rekan sabar serta menjaga situasi tetap kondusif jangan saling provokasi,” ujarnya.
Bernard juga menyakinkan kepada umat muslim di Jambi dan di Indonesia bahwa kepolisian bekerja keras dan profesional. “Percayalah kasus ini sampai ke pengadilan.” Bdh