Bangko, AP – Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Merangin melambat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Merangin mencatat, laju pertumbuhan ekonomi Merangin 5,48 persen pada tahun 2015, ini melambat dibandingkan 2014 yang mencapai 7,13 persen.
Kepala BPS Merangin, Syarpan Dani mengatakan, perlambatan laju ekonomi ini khususnya dipengaruhi sektor pertanian.
“Untuk tahun 2016 belum ada, ini keluarnya tahun 2017 ini. Sementara untuk 2015 angkanya 5,48 persen, melambat dibandingkan 2014 yang mencapai 7,13 persen,” kata Syarpan Dani.
Anjloknya harga komuditi andalan masyarakat seperti karet dan sawit menjadi penyebab melambatnya angka pertumbuhan ekonomi. Apalagi, sebagian besar masyarakat Merangin mengandalkan sawit dan karet sebagai penopang perekonomian.
Selain anjloknya harga karet dan sawit, ternyata angka produksi sektor pertanian juga kurang mengairahkan selama kurun waktu 2015 tersebut.
Hal ini sangat mempengaruhi daya beli masyarakat atau laju ekonomi disektor perdagangan.
“Jadi tidak hanya harga yang anjlok, produksi juga turun mungkin ini karena pengaruh iklim. Ini sangat mempengaruhi laju sektor perdagangan, karena daya beli masyarakat munurun,” katanya.
Sementara sektor tambang juga mengalami penurunan, ini dikarenakan tidak ada lagi perusahaan batubara dan biji besi yang sempat membaik di tahun 2011 lalu.
Data BPS Merangin di sektor pertanian trennya menurun pada tahun 2015 dengan angka 4,69 persen, sementara 2014 berada di angka 6,45 persen.
Sementara sektor pertambangan pada 2015 angkanya paling kecil sejak tahun 2011 lalu. Hanya 6,36 persen, sementara 2014 di angkan 9,51 persen.
Di sektor perdagangan juga turun di 2015 yang berada diangka 7,71, sementara di 2014 berada pada angka 9,09 persen. nzr