Kerinci, AP – Proyek Irigasi Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VI, bernilai milyaran rupiah, di desa Bunga Tanjung, kecamatan Sitinjau Laut, hingga ke desa Koto Tuo Ujung Pasir, kecamatan Danau Kerinci, dinilai asal jadi.
Pasalnya, meskipun baru selesai dibangun akhir 2016 lalu, namun setelah dihantam air, irigasi tersebut roboh. Pantauan harian ini di lapangan terlihat dinding dari irigasi telah roboh panjangnya sekitar Tujuh meter. Bahkan, tulang penyangga dari Irigasi pun lepas.
“Irigasi ini kita lihat roboh pada Kamis lalu, setelah hujan lebat disertai dengan angin kecang. Kemungkinan irigasinya tidak mampu menahan debit air yang deras sehingga roboh,” ungkap salah seorang warga Koto Tuo Ujung Pasir, Dedi, kemarin.
Menurut Dedi, Irigasi tersebut baru dibangun, yang di herankannya kenapa kok baru dibangun sudah roboh, dirinya menduga pembangunan Irigasi tersebut terkesan asal jadi. “Proyek ini selesai 2016 lalu, masa sudah roboh di terjang air besar baru sekali, mungkin bahan material dan pembangunannya asal jadi. Padahal, ini proyek balai masa bisa roboh,” ungkapnya.
Untuk itu, dirinya meminta kepada pihak rekanan untuk segera memperbaikinya. “Kalau tidak segera diperbaiki ratusan sawah di Ujung Pasir akan di terendam banjir,” sebut Dedi.
Sementara itu, Kepala Desa Koto Tuo Ujung Pasir, Zul Pari saat dikonfirmasi kemarin, membenarkan Irigasi di desanya roboh setelah diterjang banjir beberapa waktu lalu.
“Ya, mungkin cor dinding penahan irigasi itu tidak terlalu kuat, padahal memakai besi. Kita minta pihak terkait untuk dapat segera memperbaikinya”, tandasnya. hen