Merangin, AP – Wajah suram dunia pendidikan di Kabupaten Merangin masih menyelimuti sejumlah Kecamatan. Minimnya infrastruktur dan kurangnya tenaga pendidik masih jadi pokok masalah yang belum mampu dipecahkan oleh Pemerintah Daerah.
Program pemerataan Guru yang pernah dicanangkan oleh Al Haris-Khafid Moein pada awal-awal menjabat sebagai Bupati dan wakil Bupati Merangin 2014 lalu, hingga kini sepertinya belum berjalan.
Salah satunya sepeti yang terjadi di SD Negeri 70 Desa Gedang, Kecamatan Jangkat Timur. Untuk mendidik 176 orang siswa, hanya ada dua orang guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ditempatkan oleh Pemerintah Kabupaten Merangin. Satu orang Kepala Sekolah dan satu guru Agama.
Aryati, kepala SD N 70 Menuturkan, selain menjabat sebagai Kepala Sekolah, Dia juga harus menjadi guru yang rutin mengajar di kelas setiap hari. Disamping itu dia juga dibantu oleh satu orang guru Honor Dinas Pendidikan dan tujuh orang guru honor komite.
‘’Macam mano lagi, memang ini lah kondisi kami saat ini. Aku jugo ikut ngajar, kalau idak itu murid dak belajar kareno guru kurang,” Tuturnya, Selasa (17/01).
Meski dibantu oleh tenaga honor Komite sebanyak tujuh orang, kata Aryati, tidak membuat aktifitas belajar mengajar lancar. Karena Ia juga tidak bisa terlalu memaksa guru komite untuk terus masuk setiap hari, karena persoalan gaji yang tidak seimbang.
Bukannya tidak pernah ada penambahan guru di Sekolahnya, pada tahun 2014 lalu ada dua orang guru PNS yang ditugaskan di SD yang dipimpinnya itu. Namun sayang dua guru PNS tersebut sudah pindah.
“Memang itu lah kondisinyo, kini tinggal kami duo orang yang PNS lagi, satu lagi guru Agama,” Kata Aryati.
Kurangnya guru di SD N 70 Desa Gedang, turut dibenarkan oleh Kepala Desa Gedang, Suburti. Ia mengatakan sangat prihatin dengan kondisi dunia pendidikan di daerah pedalaman di Kabupaten Merangin.
Selaku Kepala Desa, Suburti, mengaku sudah pernah menyampaikan permasalahan ini kepada Pemerintah Kabupaten Merangin. Namun sayangnya sampai saat ini belum ada upaya dari Pemkab Merangin untuk menambah guru.
‘’Sudah sering aku sampaikan masalah ini, bahkan samo pak Bupati jugo sudah, tapi tidak ado tanggapan kayaknyo,” kata Suburti.
Meski menjabat Kepala Desa, terang Suburti, ia sering membantu untuk mengajar di satu satunya SD di Desanya itu. Ia mengaku kasihan bila melihat siswa tidak belajar, karena tidak ada guru.
‘’Kadang kalu nengok siwa dak belajar, sedih nian hati rasonyo. Mako kali kali aku sempatkan lah untuk mengajar,” terangnya.
Suburti berharap agar tahun 2017 ini Pemerintah Kabupaten Merangin dibawah pimpinan Al Haris-Khafid Moein, dapat mengatasi masalah kekurangan guru SD di Desanya. Bila tidak maka kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan yang sekarang akan berkurang.
“Jujur bae, kalu masalah makan dan minum biar lah kami yang memikirkan, tapi tolong pikirkan pendidikan anak anak kami. Kareno mereka itu lah masa depan kami,” Tandasnya. nzr