Jambi, AP – Nilai impor Jambi pada November 2016 mengalami penurunan sebesar 87,97 persen dibanding bulan sebelumnya yaitu dari 42,88 juta dolar AS pada Oktober jadi 5,16 juta dolar AS pada November 2016.
“BPS Jambi mencatat menurun atau berkurangnya nilai impor Jambi itu dipicu oleh penurunan semua kelompok komoditi dan impor di Provinsi Jambi,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi, Dadang Hardiwan, Rabu (18/01).
Semua komoditi impor Jambi tersebut melewati tiga pelabuhan utama di Jambi yakni Pelabuhan Talang Duku Jambi, Muara Sabak dan Kualatungkal.
Dadang mengatakan, bila dilihat perannya pada kumulatif Januari hingga November 2016, impor mesin dan alat angkutan mencapai 63,41 persen, impor hasil industri 23,44 persen dan bahan kimia 12,28 persen dan untuk kelompok komoditi makanan dan sejenisnya sebesar 0,53 persen dan kelompok komoditi karet dan sejenisnya hanya berperan 0,33 persen.
Dilihat dari perkembangan nilai impor Provinsi Jambi pada November 2016 dari negara-negara pengimpor utama. Transaksi impor yang mengalami persentase kenaikan signifikan adalah dari Malaysia, Thailand dan Tiongkok sedangkan penurunan impor terjadi dari negara Singapura dan Jepang.
“Untuk nilai impor terbesar Januari hingga November 2016 berasal dari India mencapai 20,34 juta dolar AS dan bila dilihat perannya terhadap total impor Provinsi Jambi, maka Singapura mempunyai peran terbesar yaitu sebesar 35,53 persen, India 17,75 persen dan Tiongkok 16,02 persen,” kata Dadang.
BPS juga mencatat nilai impor Provinsi Jambi menurut golongan penggunaan barang pada November 2016, dari kelompok bahan baku dan penolong sebesar 4,61 juta dolar AS, diikuti impor bahan barang barang modal 540,14 ribu dolar AS.
Struktur nilai impor Provinsi Jambi pada Januari-November 2016 berubah bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2015. Pada periode Januari-November 2015, nilai impornya didominasi oleh bahan baku dan penolong sebesar 63,75 persen.
Sedangkan untuk barang-barang modal sebesar 33,26 persen dan barang-barang konsumsi sebesar 2,99 persen, pada periode Januari-November 2016 di dominasi oleh barang-barang modal 59,43 persen, bahan baku dan penolong 38,94 persen dan barang-barang konsumsi 1,63 persen.
Dadang mengatakan, berubahnya struktur impor Provinsi Jambi antara lain disebabkan oleh impor beberapa barang modal dalam bentuk kapal dari India dan Singapura. ant