Jambi, AP – Setelah hampir satu bulan disegel dan ditutup oleh warga Jambi, pasca dugaan penistaan Agama diornament natar, kini Novita Hotel sudah kembali beroperasi setelah segelnya di cabut secara resmi oleh Gubernur Jambi H. Zumi Zola Zulkifli dan Walikota Jambi SY Fasha kemarin, Rabu (18/01) yang disaksikan oleh Disaksikan MUI, tokoh agama, lintas agama, ormas Islam dan management Hotel Novita.
Pembukaan segel tersebut setelah melalui rapat yang panjang dengan forkompimda Provinsi Jambi, tokoh agama, tokoh lintas agama, ormas Islam, MUI, NU, Muhammadiyah dan masyarakat.
“Dampak akibat kejadian penistaan agama yang terjadi di hotel ini sangatlah luar biasa. Bahkan beberapa orang investor dari luar yang akan datang ke Jambi untuk berinvestasi tertunda karena mengetahui kasus ini,” ujar Zola.
Mantan Bupati Tanjung Jabung Timur ini berharap kejadian serupa tidak terulang lagi di masa mendatang.
“Saya meminta semua masyarakat Jambi tanpa terkecuali, dari agama mana, golongan apapun tetap bersikap arif bijaksana dan dewasa dalam menanggapi persoalan yang sensitif ini,” tutur Gubernur.
Gubernur Jambi juga mengimbau seluruh masyarakat di wilayahnya untuk menjaga suasana kondusif untuk mendukung pembangunan daerah. Menurut Zola, situasi yang kondusif yakni yang aman, tertib, damai sangat mendukung terhadap pelaksanaan program pembangunan dan pertumbuhan perekonomian, yang selanjutnya berdampak positif terhadap kemajuan Provinsi Jambi.
Dikatakannya, pembukaan segel Hotel Novita merupakan tindak lanjut dari ditetapkannya tersangka terhadap kasus di Hotel Novita oleh Polda Jambi, dan secara hukum pelakunya sudah diproses.
Dijelaskannya, dalam menyikapi kasus di Hotel Novita, imbas yang lebih luas harus dipikirkan, yaitu nasib para karyawan dan karyawati hotel serta dampaknya terhadap dunia usaha dan investasi ke Jambi.
“Kita harus melihat imbas yang lebih luas lagi, imbasnya luar biasa setelah disegel,” kata Zola.
Meskipun operasional telah dibuka kembali, Zola meyakinkan kepada sejumlah pihak dalam proses penegakan hukum tetap dijalankan oleh pihak kepolisian dan tersangkanya telah ditangkap.
“Saya dan Pak Wali Kota (Jambi) bertugas untuk meyakinkan para pengusaha supaya mau berinvestasi di Jambi, jadi saya juga harus meyakinkan kepada para pengusaha tersebut bahwa Provinsi Jambi memiliki potensi yang besar dan merupakan tempat yang kondusif untuk berinvestasi,” katanya menjelaskan.
Selain itu Zola mengapresiasi Forkopimda Provinsi dan Kota Jambi, para tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat Jambi yang telah turut berkontribusi dalam menjaga keamanan Jambi.
Sebelumnya pada 23 Desember 2016 Hotel Novita ditutup wali kota untuk meredakan suasana terkait kasus pembuatan simbol agama Islam di ornamen natal di hotel itu.
Dalam kasus tersebut Kepolisian Daerah Jambi menetapkan RZ (19) sebagai tersangka kasus pembuatan ornamen bermasalah itu. RZ tak lain adalah karyawan hotel itu sendiri.
Walikota Jambi Syarif Fasha, menilai kalau permasalahan tidak dibukanya segel hotel ini akan timbul banyak masalah.
Diantaranya, kata Fasha, selain banyak karyawan hotel yang mayoritas umat Islam bekerja di hotel ini, banyak teman-teman dari luar kota yang akan berkunjung ke Jambi namun ada hotel masih ada yang ditutup.
“Selain itu, saudara kita dari Tiong Hoa akan merayakan Imlek tahun ini bisa tidak merayakannya karena Hotel Novita masih ditutup. Sepertinya Kota Jambi sudah mencekam,” katanya.
Dalam pandangan Walikota tidak demikian. Menurutnya, silahkan merayakan Imlek di Jambi. “Kami dari pemerintah, TNI, Polri dan masyarakat akan mengamankannya. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” tutur Fasha.
Kedua pimpinan tertinggi di Provinsi dan Kota Jambi sepakat, agar masyarakat Jambi tetap menjaga keamanan dan kondusif tanpa ada gejolak yang berarti yang meresahkan masyarakat.
Dalam kasus tersebut Kepolisian Daerah Jambi menetapkan RZ (19) sebagai tersangka kasus pembuatan ornamen bermasalah itu. RZ tercatat sebagai karyawan di hotel itu. Dalam pemeriksaaan kata Kapolda RZ mengakui perbuatanya karena selama bekerja merasa kecewa dan sakit hari terkait gajinya belum dibayarkan sejak beberapa bulan terakhir. “Saya nekat melakukannya dan tanpa pikir panjang,” kata Kapolda mengutip pengakuan RZ saat proses pemeriksaanya.
Kapolda menyatakan perbuatan RZ murni terkait merasa sakit hati atas perlakuan manajemen hotel terhadap dirinya dan tidak ada maksud lainnya. Bdh