Sarolangun, AP – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memutuskan Ujian Nasional (UN) 2017 dilaksanakan dengan berbasis komputer. Di Kabupaten Sarolangun, ujian nasional berbasis komputer (UNBK) melahirkan masalah baru, belasan sekolah terpaksa menumpang UN ke sekolah lain.
Kondisi tersebut tidak bisa dicegah karena sekolah pelaksana UNBK sangat terbatas, tidak sebanding dengan jumlah sekolah pelaksana UN secara keseluruhan.
“Untuk tahun ini (2017, red), untuk tingkat SLTA wajib UN menggunakan sistem komputer. Ada atau tidak ada komputer di sekolahnya siswa harus melaksanakan UN menggunakan komputer,” kata Kadisdik Sarolangun, H. Lukman, Kamis (19/01) pada awak media.
Berdasarkan data, sebut Lukman, di Sarolangun terdapat 21 sekolah SMA, terdiri dari 15 sekolah negeri dan enam sekolah swasta. Sementara SMK terdapat 22 sekolah baik negeri maupun swasta.
Dari sekolah tersebut, jelasnya, untuk SMA hanya ada lima sekolah yang sudah siap UNBK. Namun untuk SMK semua sekolah sudah siap melaksanakan UNBK.
Dijelaskannya, bagi sekolah yang tidak memiliki komputer atau belum bisa melaksanakan UNBK, maka siswanya diperbolehkan untuk menumpang di sekolah lain yang memiliki dan siap menggelar UNBK.
“Caranya ya menumpang di sekolah lain. Jadi nanti sistem yang dipakai bergantian. Tapi dibuat polanya, supaya soal ujian tidak bocor dan sama dengan siswa yang sudah melaksanakan ujian,” jelasnya.
Beberapa siswa yang dimintai tanggapannya terkait UNBK mengaku, siap untuk mengikutinya. Meskipun sekolah mereka terpaksa menumpang melaksanakan UNBK ke sekolah lain.
“Siap dak siap ya harus siap. Rasa waswas tentu ada, karena kita ujian bukan di sekolah kita,” ujar mereka. luk