Jambi, AP – Provinsi Jambi menargetkan nilai investasi di daerah itu pada tahun 2017 sebesar Rp 4,3 triliun atau meningkat Rp 500 miliar dari nilai investasi tahun 2016.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMD-PPT) Provinsi Jambi Dedy, mengatakan saat ini para pengusaha sudah mulai melirik mana daerah yang cocok intuk berinvetasi, Senin (23/01).
“Pemprov Jambi memberikan kemudahan proses perizinan bagi investor yang ingin mengembangkan usahanya di tiap kabupaten/kota,” kata Dedy.
Dia menyebut potensi kekayaan sumber daya alam (SDA) Jambi memiliki nilai jual untuk mendatangkan investor. Seperti sektor perkebunan karet, sawit dan batu bara.
Dedy juga mengungkapkan, mayoritas para Penanaman Modal Asing (PMA) berasal dari Negara Malaysia, Tiongkok dan Singapura.
“Tahun 2016 lalu dari PMA sendiri nilai investasinya mencapai hampir Rp3 triliun, selebihnya dari investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN),” katanya menjelaskan.
Hingga triwulan ke-tiga tahun 2016 lalu, lanjutnya, realisasi investasi sudah menyentuh di angka Rp3,7 triliun.
“Belum dihitung triwulan ke empat, karena data akan diberikan dari pusat ke kita pada akhir Januari ini. Ditargetkan bisa menyentuh angka Rp 4 triliun lebih atau melebihi target investasi 2016,” katanya.
Menurutnya, setiap tahun jumlah perizinan terus bertambah. Sejak tahun 2015 jumlah perizinan yang telah dikeluarkan BPMD-PPT mencapai 305 izin, dan di tahun 2016 meningkat menjadi 529 izin.
“Persentase meningkatnya sekitar 40 persen. Dan tahun 2017 ini diprediksi akan lebih meningkat karena perkembangan ekonomi kita masih cukup besar untuk bisa meningkat,” kata Dedy.
Namun seiring bertambahnya jumlah perizinan yang dikeluarkan, jumlah perusahan yang izinnya dicabut karena tidak aktif juga cukup banyak.
“Dari data kita ada 38 perusahaan yang dicabut. Namanya ada tapi tidak aktif, hanya sekedar terdaftar,” katanya menambahkan. ant