Jambi, AP – Aksi sidak yang dilakukan Gubernur Jambi Zumi Zola terus mendapatkan perhatian. Kali ini datang dari Ombudsman Perwakilan Provinsi Jambi.
Kepala Ombudsman Perwakilan Provinsi Jambi Taufik Yasak, meminta perhatian serius kepala daerah, bukan hanya gubernur saja, melainkan walikota dan bupati.
“Kita minta agar kepala daerah, mulai gubernur, walikota dan bupati selalu memperhatikan hasil monitoring Ombudsman, karena dinilai standar pelayanan terhadap masyarakat masih zona merah,” tuturnya, Kamis (26/01).
Dalam pandangannya, pembenahan rumah sakit plat merah ini, tidak saja soal dokter dan tenaga medis saja, melainkan bagaimana mereka bekerja dengan baik serta mau disiplin.
“Gimana mau bekerja dengan baik dan profesional, kalau fasilitas yang ada di rumah sakit tidak dibenahi, seperti banyaknya pedagang yang masih berjualan di dalam rumah sakit,” ungkap Taufik.
Tidak itu saja, jam kunjugan besuk masih tidak dipatuhi keluarga pasien serta yang nunggu banyak, sehingga mengganggu kenyamanan pasien dalam berobat.
Menurutnya, manajemen rumah sakit harus berani menerapkan “reward and funishment” bagi karyawannya. Untuk merubah lebih baik lagi, tidak perlu diganti semuanya. Pilihlah yang profesional.
“Ganti manajemen yg lebih profesional utk tingkat direksi, tidak harus seluruhnya tenaga medis atau dokter diganti kecuali posisi direktur bidang medis dan perawatan,” paparnya.
Taufik juga menyayangkan, sampai saat ini tidak ada komunikasi intensif dari pihak Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi dengan Ombudsman.
“ombudsman bukan Lsm, ini lembaga negara sama dg KPK yang dibiayai APBN bukan dari APBD. Masak rumah sakit kebanggaan wong Jambi jauh tertinggal dengan daerah atau provinsi lain. Orang Jambi banyak “gengsi” saja,” imbuh Taufik.
Dia juga menambahkan, dalam bekerja baiknya pegawai atau dokter rumah sakit jangan banyak keluhan, seperti gaji kecil.
“Bila ada suara sumbang seperti itu, berhentikan saja karena tidak bertanggungjawab. Masih banyak orang yang mau bekerja,” katanya.
Baginya, kalau management Rumah Sakit Raden Mattaher tidak mau berubah, percuma saja gubernur marah-marah.
“Jadi capek bae gubernur marah-marah tapi pengelolaan dan pelayanan yang dilakukan manajemen masih seperti itu tidak berubah lebih baik,” tegas Taufik.
Terakhir, ia berharap, sidak-sidak yang dilakukan gubernur baiknya ada tindak lanjutnya. “Entar malah bisa dianggap hanya pencitraan dan menjaga posisi jabatan dan politis saja,” tandas Taufik.
Tidak hanya itu saja, Sidak Zola juga mendapat respon dari anggota DPR RI Sutan Adil Hendra Fraksi Gerindara yang di unggah di akun FB miliknya, menurutnya sidak Gubernur pada RSU Jambi merupakan bagian dari pengawasan kepada bawahan pada satuan kerja yang dipimpinnya, saya mengapresiasi sidak yang dilakukan gubernur.
Sikap tegas yang ditunjukan Gubernur dalam sidak ini merupakan beliau merespon keluhan masyarakat akan jeleknya pelayanan di rumah sakit milik pemerintah provinsi Jambi tersebut.
Gubernur merespon dengan tepat keluhan masyarakat atas layanan RSU, masyarakatkan bisa menilai bagaimana mungkin ruangan jaga bisa kosong dan para petugasnya justru tidur, dimana fungsi layanan bisa jalan jika petugasnya tidur.
Untuk itu Saya meminta masyarakat memberi pandangan yang positip upaya sidak tersebut sebagai upaya perbaikan layanan rumah sakit, Walaupun ada kesan pak Gubernur marah di saat sidak, sikap itu merupakan cerminan kekecewaan masyarakat akan buruknya layanan selama ini.
Terakhir Saya juga meminta ada perbaikan sistem layanan rumah sakit umum terhadap masyarakat pasca sidak pak Gubernur tersebut.
Hal yang terpenting kita memperbaiki standar layanan rumah sakit umum raden Mataher ini ke depannya, untuk kebaikan kita semua warga masyarakat jambi. Bdh