Muarasabak, AP – Warga Desa Catur Rahayu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tajabtim), resah dengan munculnya buaya terutama saat wilayah desa itu terendam banjir seperti saat ini.
Seorang warga setempat, Didik dihubungi dari Jambi, Jumat, mengatakan, kondisi saat banjir ini meresahkan warga karena buaya dari sungai yang ada di desa tersebut berkeliaran dan bahkan sempat berkeliaran di sekitar jalan.
“Tiga hari yang lalu saya ketemu buaya yang sebesar paha orang dewasa di tengah jalan,” kata Didik Di wilayah desanya itu, kata Didik, saat musim hujan seperti sekarang ini sering dilanda banjir karena luapan sungai di desa tersebut.
“Biasanya buaya-buaya itu ikut dengan arus pasang surut. Ketika air pasang buaya masuk ke desa tapi ketika surut buaya pergi lagi,” katanya.
Menurut dia, sudah lima tahun terakhir ini kawanan reptil buas itu sering masuk dalam kawasan desanya.
Tahun lalu ketika banjir melanda mengakibatkan buaya masuk ke desa dan dua ekor kambing warga menjadi korban buaya-buaya itu. “Selain itu selama 10 tahun terakhir buaya sudah memakan korban tiga orang warga desa,” katanya.
Pemerintah kabupaten setempat pernah berencana untuk membuat penangkaran buaya di daerah tersebut, namun hingga kini dirinya tidak pernah lagi mendengar kelanjutan rencana itu.
Sementara itu, Kepala Seksi Wilayah III Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, Faried mengatakan bahwa kawasan Desa Catur Rahayu, Kecamatan Dendang dan sekitarnya memang memiliki populasi buaya yang cukup banyak.
“Meskipun populasi buaya di kawasan ini cukup banyak tapi status kawasannya adalah Areal Penggunaan Lain (APL),” kata Faried.
Alih fungsi kawasan yang dulunya adalah hutan menjadi pemukiman dan perkebunan mempengaruhi habitat buaya sehingga mengakibatkan sering munculnya buaya-buaya tersebut ke desa.
“Karena statusnya bukan kawasan konservasi, pihak BKSDA sejauh ini hanya melakukan sosialisasi agar masyarakat waspada terhadap buaya,” kata Farid.
Ia mengaku sampai saat ini belum mendapat laporan dari warga Catur Rahayu mengenai buaya yang masuk desa.
“Namun jika memang diperlukan kami siap untuk memindahkan buaya-buaya tersebut ke lokasi yang jauh dari pemukiman warga,” kata Faried. ant