Jakarta, AP – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo mendorong pelaksanaan khataman Al Qur’an melalui Nusantara Mengaji untuk digelar di desa-desa.
“Saya senang sekali waktu sahabat saya Ustadz Jazil (Koordinator Nasional Nusantara Mengaji) menawarkan untuk mengadakan semacam acara nusantara mengaji di kementerian kita (Kemendes PDTT). Saya bilang, Insya Allah kita dukung tidak hanya akan diadakan di kementerian, tapi juga di tempat lain di desa-desa di Indonesia ini,” ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Putro Sandjojo dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, ide nusantara mengaji menjadi penting untuk diterapkan mengingat Indonesia adalah negara yang kaya dan religius, dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Agar, masyarakat muslim di Indonesia kembali mengingat ajaran-ajaran Islam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Apa yang mau kita terapkan kalau kita tidak pernah baca. Kita mulai membaca dan mengerti arti dari ajaran-ajaran tersebut, dan kemudian bisa menerapkannya,” lanjut dia.
Eko mengatakan, Indonesia yang saat ini memiliki kekuatan ekonomi no 16 terbesar di dunia, diramalkan akan mampu naik menjadi peringkat empat di dunia jika pertumbuhan ekonomi tetap dipertahankan. Jika hal tersebut terjadi, maka hal tersebut akan memberikan kebanggan bagi umat Islam dunia.
“Mayoritas masyarakat miskin kita beragama Islam. Tugas kita adalah untuk menolong umat muslim yang miskin, agar terangkat dari kemiskinan di Negara yang makmur ini, kita harus mulai dari hal kecil dari diri sendiri”.
Ketua Koordinator Nasional Nusantara Mengaji, Jazilul Fawaid, mengatakan, tujuan utama diadakannya khataman Al Qur’an tersebut adalah adalah bagaimana agar masyarakat gemar membaca AlQur’an.
Ia meminta masyarakat, agar mengajak masyarakat muslim lainnya untuk bersama-sama membaca Al-Qur’an.
“Saya dikritik, kok kenapa membaca? Saya bilang, sebenarnya menyediakan waktu 30 menit dalam 24 jam itu singkat. Tapi memang kita ini untuk mencintai AlQur’an itu berat. Percaya, baca terus AlQur’an sampai menemukan kenikmatan dari huruf-huruf AlQur’an,” kata Jazilul.
Menurut dia, Al Qur’an berbeda dengan kitab-kitab suci lainnya, sebab dijamin dan dijaga hingga hari kiamat tiba. Oleh sebab itu menurut Menteri Eko, memahami atau tidak saat membaca Al Qur’an, maka akan tetap dijaga sebagai pahala. ant