JAMBI – Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Provinsi Jambi terus meningkat. Bahkan angka kasus KDRT di 2016 lalu naik signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan (BPMPP) Provinsi Jambi, laporan KDRT di 2016 lalu mencapai 108 kasus. Padahal di tahun 2010-2015, rata-rata hanya 60 kasus per tahun.
Melihat tingginya angka tersebut, Putri Lisdianti, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan BPMPP Provinsi Jambi meminta angka itu dapat ditekan di 2017 ini. Namun, pihaknya tetap meminta masyarakat melapor jika mengetahui ataupun mengalami KDRT.
“Tahun 2017 ini angkanya belum diketahui, karena baru awal tahun, mudah-mudahan bisa turun. Tapi kita tetap berharap mereka bisa mengadu kepada kita, jangan takut untuk menceritakan, kita pastikan aib mereka kita rahasiakan,” kata Putri, Jumat (24/2).Rata-rata KDRT yang terjadi dialami perempuan dan anak. Menurutnya, ada beberapa faktor kekerasan terhadap perempuan dan anak, mulai dari masalah psikis, seksual dan pelantaran ekonomi.
“Pelaku kekerasan perempuan dan anak biasanya orang terdekat dengan korban dan tergolong sebagai keluarga,” jelasnya.
Dikatakannya lagi, masalah KDRT bukan hanya menjadi urusan internal rumah tangga yang bersangkutan saja. Hal ini diatur dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004.
“Jangan sampai keluarga terdekat atau tetangga korban membiarkan tindak kekerasan terjadi dengan dalih tidak mau mencampuri urusan rumah tangga orang lain,” pungkasnya.