Batanghari, AP – Sebanyak 40 orang warga Suku Anak Dalam (SAD) yang terdiri dari anak-anak dan dewasa terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Umum Hamba Muara Bulian, Puluhan SAD tersebut dirawat akibat terserang penyakit kulit (morbili measles, atau rubeola) yang dikenal pemyakit campak.
Diketahui 40 Pasien Warga suku anak dalam ini berasal dari Dusun Sungai Terap Desa Jelutih, Kecamatan Bathin XXIV, Kabupaten Batanghari.
Dari informasi yang dihimpun harian ini dari keluarga pasien, umumnya, penyakit ini salah satu jenis penyakit yang paling dominan menyerang anak-anak, yang ditandai dengan demam, ruam (hampir) sekujur tubuh, batuk, pilek, mata merah, dan sakit tenggorokan.
Nginang, salah seorang keluarga warga SAD saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa selama satu minggu ini warga SAD dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) HAMBA Muara Bulian. “Sudah tiga (3) minggu lah sakitnya, tapi dirawat di rumah sakit baru satu minggu,” kata Nginang, Senin (27/02) kemarin.
Dikatakan Nginang, yang paling banyak menderita sakit campak ini adalah anak-anak. Namun, yang usia dewasa juga mengalami penyakit yang sama. “Iya, paling banyak anak-anak. Baikitu yang laki-laki maupun perempuan, yang dewasa pun ada juga ada yang menderita sakit campak ini,” ungkapnya.
Nginang menjelaskan,terdapat sekitar 25 warga SAD yang di rawat di RSUD Hamba Muara Bulian. Namun,dari jumlah tersebut sebanyak 18 orang yang sudah diperbolehkan pulang olehpihak rumah sakit. Namun, yang masih tersisa saat ini berjumlah 7 orang,diantaranya Tiga (3) orang anak- anak, dua (2) orang laki-laki dewasa, dan dua(2) orang perempuan dewasa. “Semuanya ada 25 orang, tapi yang masih dirawatsekarang sebanyak tujuh (7) orang,” jelasnya.
Sementara itu, Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Rusli yang merupakan pendamping warga SAD KabupatenBatanghari, saat dikonfirmasi melalui via ponsel mengungkapkan,untuk jumlah warga SAD yang di rawat secara keseluruhan nya belum dapat dipastikan.Namun, ia memastikan warga SAD ini terdeteksi menderita penyakit campak dari tanggal 02 Februari 2017.
“Hingga saat ini kasus ini masih dialami warga SAD, Pagitadi (Senin,red) sekitar pukul 09.00 Wib, warga SAD yang dirawat berjumlah 11 orang, mungkin pada saat saya tinggal pergi tadi sudah ada yang diperbolehkanpulang sama dokternya, sehingga, yang dirawat saat ini hanya tersisa tujuh (7) orang,” tutur Rusli.
Menurut Rusli, dari diagnosa pihak rumah sakit yang diketahuinya, bahwa warga SAD baik itu anak-anak hingga dewasa, menderita penyakit campak. “Rata-rata mereka menderita penyakit campak, tapi, untuk saat ini komflikasi penyakitnya masih kita kembangkan, apakah mereka menderita penyakit lain.
Warga SAD ini dirawat di rumah sakit yang berbeda, diantaranya di Rumah Sakit Raden Mattaher sebanyak 8 orang, untuk yang di Sarolangun ada 8 orang juga, dan yang paling banyak di RSUD Hamba Muara Bulian. Secara keseluruhan jumlahnya lebih dari 40 orang,” ungkapnya.
Sementara itu sejak berita ini diterbitkan pihak rumah sakit enggan untuk dikonfirmasi awak media terkait hal ini. Sup