Bangko, AP – Robohnya turap di Dusun Bangko, Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin diakibatkan hujan deras yang mengguyur Kabupaten Merangin Senin malam (27/02), menimbulkan pertanyaan publik. Pasalnya turap tersebut baru dibangun pada pertengahan tahun 2016 lalu.
Seperti diungkapkan koordinator Forum Bersama Peduli Merangin (F-BPM) Masroni, menurutnya turap tersebut terkesan dibangun asal jadi. Tidak menggunakan besi dan pipa saluran air tidak berfungsi.
“Ini adalah salah satu contoh proyek gagal di Merangin, ini perencanaannya tidak jelas, bangun turap tidak pakai besi dan pipa saluran air asal dipasang saja,” kata Masroni, Selasa (28/0).
Proyek senilai hampir Rp.434 Juta tersebut dikerjakan oleh CV. Antar Putra selesai dibangun sekitar bulan Juli 2016 lalu. Masroni mengatakan proyek tersebut sengaja dikebut pengerjaannya untuk mengejar perhelatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Provinsi Jambi Agustus 2016.
Proyek tersebut, lanjut Masroni, terdapat jarak antara tebing dengan turap sekitar satu meter. Namun tidak ditimbun dan akhirnya dipenuhi air. Kondisi ini diperparah pipa lama ditutup sementara pipa baru tidak menembus tembok.
“Ini yang saya protes dulu, kok tidak pakai besi, bolehlah namanya peningkatan tapi harus memikirkan dampaknya. Lihatlah pipa juga tidak sampai kedalam tanah, sehingga air menumpuk diantara tembok dan tebing, maka runtuh seperti ini,” lanjutanya.
“Dari tahun 1998 turap tersebut tidak runtuh, tapi tahun 2016 ditingkatkan dengan dipasang keramik, cukup baik sebenarnya untuk mempercantik wajah kota. Tapi karena perencanaan dan pengawasan tidak jelas makanya runtuh,” tambahnya.
Masroni juga berharap agar aparat penegak hukum dari Kepolisan dan Kejaksaan dapat mengusut proyek di Dinas Perumahan Pertamanan dan Perkotaan itu.
“Saya tidak menuduh ya, tapi jelas didepan mata ada yang tidak beres dengan proyek tersebut. Maka kita berharap aparat hukum di Merangin bertindak,” ujarnya.
Yang lebih membuat Masroni merasa geram, lokasi robohnya turap tersebut tepat berada dibawah rumah orang tuanya.
“Lebih baik turap zaman Pak Rotani dulu, pipa pembuangan airnya berfungsi. Kenapa sekarang ditempel pakai keramik segala, sementara Pipa saluran airnya asal terpasang gak berfungsi. Diatas itu rumah orang tua saya,” tandasnya. ali