Jambi, AP – Komisi IV DPRD Kota Jambi menilai Puskesmas Olak kemang belum layak untuk dijadikan rumah sakit tipe D. Ini karena Dewan menilai puskesmas tersebut belum memiliki fasilitas, sarana dan prasarana yang memadai untuk dijadikan rumah sakit tipe D.
Hal ini diungkapkan oleh Aprizal, ketua Komisi IV DPRD Kota Jambi pada saat melakukan sidak ke Puskesmas Olak Kemang kemarin, Kamis (02/03).
Pantauan di lokasi, saat sidak, komisi IV DPRD melihat dan mengecek langsung kondisi puskesmas. Mulai dari tempat pendaftaran, ruang poli, IGD, ruang rawat inap hingga IPAL Puskesmas. Menurutnya, berdasarkan sidak yang sudah dilakukan, puskesmas tersebut masih belum layak untuk dijadikan sebagai rumah sakit tipe D.
“Kita cek kondisi puskesmasnya seperti apa. Ternyata masih banyak yang perlu dibenahi. Tidak hanya bangunannya saja namun juga sarana dan prasarana yang lainnya juga masih harus ditambah,” bebernya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Efron Purba, anggota komisi IV DPRD Kota Jambi bahwa pihak Dinas Kesehatan tidak perlu terlalu memaksakan puskesmas tersebut berubah menjadi rumah sakit. Ini karena menurutnya, semua persyaratan untuk rumah sakit tipe D, belum dimiliki oleh Puskesmas Olak Kemang.
“Dinas Kesehatan jangan terlalu memaksakanlah. Karena saat ini belum siap. Saya pikir ini tidak akan terkejar meskipun 3 hingga 4 bulan lagi. Masih banyak yang harus dipersiapkan,” ujarnya.
Dirinya mencontohkan ruang inap yang ada di puskesmas saat ini baru ada tiga ruangan dan tempat tidur hanya ada 20 bed. Juga IPAL Puskesmas yang masih ada masalah, WC yang tidak memiliki air karena air selalu mampet. Bahkan ruangan IGD yang saat ini dijadikan sebagai ruang inap pasien. Selain itu, saat hujan lebat, ruangan IGD akan digenangi oleh air yang akhirnya mengganggu pasien.
“Kalau kondisinya seperti ini, pasien yang sakit bukannya malah tambah sehat. WC juga tidak ada airnya. IPALnya juga masih bermasalah. Saran saya ini jangan dipaksakan. Kalau belum siap menjadi rumah sakit, takutnya nanti malah bermasalah,” ujarnya.
Menurutya secara pribadi dirinya sangat setuju jika ada rumah sakit di kawasan Seberang Kota Jambi. Ini karena akan mempermudah masyarakat sekitar untuk berobat terutama pasien gawat darurat mengingat kawasan seberang yang cukup jauh dengan rumah sakit Abdul Manap ataupun RS Raden Mattaher.
“Secara pribadi saya sangat mendukung dan setuju adanya rumah sakit di kawasan seberang ini. Namun kalau memang belum siap, jangan dipaksakan,” bebernya.
Sementara itu menurut Ratna Sugiati, Kepala Puskesmas Olak Kemang bahwa persiapan Puskesmas untuk menjadi rumah sakit sudah sekitar 50 persen. Menurutnya, persiapan puskesmas menjadi rumah sakit sepenuhnya diatur oleh Dinas Kesehatan Kota Jambi. “Kalau untuk persiapannya sudah 50 persen. Untuk sarana dan prasarana dan lainnya,” ujarnya.
Ratna mengakui memang masih banyak yang harus dipersiapkan. Bahkan dirinya mengakui kondisi puskesma yang sering kebanjiran sehingga mengganggu pasien.
“Iya kalau hujan lebat, airnya masuk ke ruangan. Air tergenang sekitar 20 CM dan petugas harus melakukan pembersihan. Juga air yang terkadang mampet sehingga WC kadang tidak ada airnya. Kita terus melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan. Siang ini (red: kemarin) saya akan bertemu Dinas Kesehatan untuk membicarakan hal ini,” bebernya.
Hanya saja, menurut Ratna, selain sarana dan prasarana yang tak kalah harus dipersiapkan adalah SDM petugas kesehatan. “Karena ada perbedaan antara petugas rumah sakit dan petugas puskesmas. Ada beberapa keahlian yang khusus yang dimiliki petugas puskesmas dan rumah sakit. Kami juga akan mendata petugas mana yang nantinya akan ditempatkan di rumah sakit, atau di puskesmas nantinya,” jelasnya. (yen)