Dikabarkan Empat Tahanan Kabur 12 Orang Terluka
Jambi, AP – Kerusuhan yang terjadi di lapas kelas IIA Jambi Rabu (01/03) Malam, diawali dengan aksi unjukrasa warga binaan lapas tersebut, dipicu persoalan penolakan razia narkoba yang digelar petugas lapas kelas IIA Jambi.
Awalnya unjukrasa tersebut berlangsung damai, namun kemudian mulai memanas hingga terjadi aksi lempar-lemparan di dalam lapas, unjukrasa berlangsung pada pukul 19.00 Wib, Aksi mulai memanas hingga pukul 21.34 Wib karena napi melakukan pembakaran.
Seorang sumber mengatakan pagar dijebol oleh napi karena pengunjukrasa yang jumlahnya cukup banyak, polisi bersenjata lengkap diturunkan ke lokasi pada pukul 22.02, termasuk aparat TNI.
Kerusuhan mengakibatkan sebuah ruangan dibakar, menurut informasi adalah ruang koperasi. Damkar Kota Jambi juga diturunkan untuk memadamkan ruang koperasi di Lapas Kelas IIA Jambi.
Saat kejadian berlangsung, warga setempat mengaku sempat mendengar suara dinding yang seperti dipukul menggunakan palu, napi seperti hendak bobol tembok.
Personel dari Samapta Bhayangkara (Sabhara) dan Brimob dikerahkan ke dalam lapas, Situasi Lapas Jambi semakin rusuh. Belasan kali letusan senjata api terdengar dari dalam lapas.
Puluhan tahanan wanita di Lapas Kelas IIA Jambi, dievakuasi ke Rudenim, kantor Imigrasi Jambi, mereka dibawa menggunakan mobil truk polisi.
Mendapat informasi ini, Gubernur Jambi H Zumi Zola Zulkifli, minta kepada Kementerian Hukum dan HAM untuk mempertimbangkan Tuntutan Narapidana (Napi) atau warga binaan di Lapas Klas IIA Jambi pascakerusuhan yang menyebabkan tujuh orang terluka.
Meskipun tengah menunaikan ibadah umrah di tanah suci, Mekkah, melalui pesan WhatApp-nya, pihaknya mengaku tetap memantau perkembangan kerusuhan yang terjadi di Lapas Jambi, Kamis (02/03).
Zola mengatakan, berdasarkan informasi yang ia terima, penyebab kerusuhan adalah bentuk protes warga binaan kepada Kalapas Jambi.
“Informasi yang saya dapat, keributan terjadi sebagai bentuk protes warga binaan kepada Kalapas Jambi yang dinilai kurang memperhatikan kesejahteraan penghuni Lapas,” kata gubernur.
Gubernur juga mendapat informasi bahwa kericuhan yang terjadi atas adanya razia dari aparat di Lapas itu, semacam akumulasi dari semua hal yang diprotes warga binaan.
Ia juga mendapat informasi, warga binaan menuntut agar Kalapas Jambi diganti. Tuntutan warga binaan ini, diminta gubernur dapat dipertimbangkan Kemenkumham Jambi.
“Ini tuntutan menjadi kewenangan Kakanwil Kemenkumham Jambi. Saya harap dapat segera dipertimbangkan dengan serius, dan juga saya melalui Sekda juga berkoordinasi dengan pihak Pemkot Jambi terkait apa-apa saja yang bisa dibantu untuk ikut memperhatikan warga binaan ” ujarnya.
Kericuhan tersebut menelan korban luka, namun tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, Kapolda Jambi Brigjen Pol Yazid Fanani bersama Kakanwil Kemenkumham Jambi Bambang Palasara, usai mengamankan kericuhan, kepada wartawan mengatakan, situasi sudah bisa dikendalikan dan para napi juga tidak ada yang melarikan diri.
“Ada gedung aula atau ruangan pertemuan, kantin koperasi yang ada di dalam lapas habis terbakar akibat kerucihan yang dilakukan para napi, namun kini api berhasil dipadamkan tim pemadam kebakaran setelah bekerja selama lima jam lebih,” kata Yazid Fanani.
Tujuh orang korban luka yang harus dievakuasi dari dalam lapas dan dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.
Ketujuh korban luka itu di antaranya ada satu anggota polisi dan enam orang narapidana yang mengalami luka di bagian kaki dan dada dan kini mereka dirawat di salah satu rumah sakit di Jambi.
Namun kemarin, (03/02) Kapolda Jambi mengatakan, jumlah korban luka bertambah setidaknya 12 orang mengalami luka-luka dalam kerusuhan tersebut.
Hal itu dibenarkan Kapolda Jambi Brigjen Pol Yazid Fanani, mereka yang mengalami luka-luka sebanyak 12 orang dan semalam sudah dilarikan ke Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi.
“Iya ada 12 orang yang saat ini sedang kita beri pertolongan di rumah sakit akibat kericuhan ini. Enam diantaranya polisi dan enam orang lagi merupakan napi di dalam Lapas Jambi,” ujar Yazid Fanani.
Selain itu, Kapolda masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait insiden semalam. Mengenai situasi saat ini sudah aman terkendali. “Saat ini di dalam Lapas sudah aman terkendali,” tukas Yazid Fanani.
Masih terkait kericuhan di Lapas Jambi di kawasan Pattimura, Kota Jambi, bukan hanya pihak dari kepolisian saja yang diperbantukan untuk mengamankan situasi tersebut, pihak TNI terlihat ikut menurunkan pasukannya. “Kita turut serta membantu pihak polisi untuk mengamankan situasi yang sedang ricuh di dalam Lapas. Setidaknya ada 200 personil TNI dari Bataliyon 142/Kasang Jaya bersenjata lengkap kita kerahkan,” ujar Dandim 415/Batanghari Letkol Inf Denny Noviandi.
Menurutnya, Dia bersama Danrem 042/Garuda Putih Kolonel Inf Refrizal turut serta dalam mengamankan kericuhan di Lapas Jambi tersebut bersama anggota kepolisian Jambi. “Hingga pukul 02.30 Wib dini hari, situasi sudah sepi dan kondusif. Api juga sudah padam,” tutur Denny.
Kakanwil Kemenkumham Jambi, Bambang Palasara mengakui aksi kericuhan di lapas akibat dari akan diadakannya razia narkoba malam hari dan mereka menolak sehingga timbul kericuhan itu.
Selanjutnya napi melakukan perlawanan, karena jumlah petugas tidak berimbang selanjutnya pada pukul 20.30 Wib napi melakukan pembakaran koperasi Lapas, aula, kantin dan blok khusus wanita.
Napi wanita sejumlah 85 orang telah di evakuasi ke imigrasi Jambi dan pada pukul 23.00 Wib, napi masih melakukan perlawanan terhadap petugas dan personil gabungan Brimob, Dalmas Polda, Polresta dan TNI telah bersiaga.
Situasi yang tidak kondusif saat itu membuat para napi melakukan perlawanan sehingga ada beberapa tahanan yang luka-luka dan ada juga yang dilumpuhkan dengan tembakan peluru karet karena melawan petugas dan melakukan pengeruskan sarana lapas.
Sekitar pukul 00.10 WIB dilaksanakan dialog antara perwakilan napi berjumlah 20 orang dengan Kalapas, Kakanwil Kekemkumham, Kapolda Jambi, Danrem, Sekda Prov Jambi, Kapolresta Jambi, dan Walikota Jambi.
Dalam dialog perwakilan napi memberi tuntutan diantaranya mereka tidak mau menerima razia yang dilaksanakan pada malam hari karena takut terhadap penyusup dari luar personil lapas.
Beberapa jam kemudian dialog berakhir dan selama dialog berlangsung situasi berjalan aman kondusif dan jumlah personel Polri yang dari Sabhara Polda Jambi, Sabhara Polresta Jambi dan TNI yang dilibatkan dalam penanggulangan kerusuhan ini berjumlah 600 orang. Hingga kini anggota kepolisian dan TNI masih berjaga di lingkungan lapas Jambi tersebut.
Namun dikabarkan ada napi yang melarikan diri, mendapat kabar ini Pihak Kepolisian resort kota (Polresta) Jambi langsung melakukan penyelidikan terkait empat napi atau tahanan Lapas kelas II A Jambi yang dilaporkan kabur.
Hal itu disampaikan Kapolresta Jambi, Kombes Pol Bernard Sibarani, “Sampai pukul 03.00 WIB, penjagaan tanggung jawab dari pihak lapas dan polisi hanya menyelidiki kasusnya,” kata Bernard.
Sementara itu hingga siang ini (kemain,red), kondisi di lapas kelas II A Jambi pasca kerusuhan sudah kembali kondusif dan polisi juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara.
“Kondisi sudah kondusif, aktifitas di dalam sudah normal kembali dan untuk ruangan yang terbakar lagi di benahi di dalam,” kata Bernard Sibarani.
Sementara itu berdasarkan informasi yang didapat keempat orang napi atau tahanan yang kabur tersebut yakni Musbarni Bin Abdullah (26) warga Aceh, Hendri Patria Wiranata bin Nasril (23) warga Kota Jambi, Johan Hutasoit Bin Hendrik (35) warga Kota Jambi dan Atep Rahmat alias Aak Bin Aan Honda (38) warga Kota Jambi.
Mereka kabur dari dalam lapas mereka kabur setelah memfaatkan situasi pasca kericuhan dan pembakaran lapas dan kabur melalui tembok di belakang dapur.
Kabar ini dibenarkan oleh Bambang Palasara kepada wartawan, “Memang benar ada empat orang napi atau tahanan di dalam Lapas Jambi dikabarkan berhasil kabur pasca kejadian kericuhan semalam dan diperkirakan mereka kabur pada Kamis pagi sekitar pukul 05.00 WIB,” kata Kakanwil.
Saat ini napi atau tahanan yang kabur tersebut sudah diburu oleh pihak kepolisian dan petugas lapas Jambi dan diharapkan kepada yang bersangkutan atau keluarganya untuk melaporkan keberadaan mereka kepada pihak lapas atau kepolisian.
Direktur Jendral (Dirjen) Pemasyarakatan (PAS) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) I Wayan Kusmiantha saat meninjau lapas belum bersedia memberikan komentar teerkait kerusuhaan dan aksi pembakaran di Lapas Klas IIA Jambi.
“Nanti saya. Kita lihat dulu kondisinya,” ujarnya.
Menurutnya, kerusuhan terjadi disebabkan kelebihan penghuni. Saat ini jumlah warga binaan yang ada di Lapas klas IIA Jambi sekitar 1.700 orang. Padahal kapasitas yang tersedia hanya 350 orang. “Ini akan kita pikirkan dan dicari solusi. Apakah akan dikirim ke Lapas daerah lain,” ucapnya.
Namun demikian kata dia, pihaknya terus melakukan pendalaman bersama pihak kepolisian. Penyebab dan siapa propokator dibalik kerusuhan ini. tim