Jambi, AP – Meluapnya sungai-sungai di Jambi membuat berbagai daerah terendam air, hingga saat ini tercatat 48.714 jiwa bahkan diperediksi bakal bertambah, mengingat curah hujan yang tidak menurun, banjir tersebut saat ini telah menelan korban jiwa, dua orang meninggal dan saru orang dikabrkan menghilang.
Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulang Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Dalmanto di Jambi, mengatakan banjir terjadi di delapan kabupaten dengan 48 kecamatan 170 desa. Total rumah yang terendam sebanyak 14.488 unit.
Delapan kabupaten itu yakni Sarolangun banjir terjadi di tiga kecamatan (11 desa) dengan rumah terendam sebanyak 670 unit, Merangin di sembilan kecamatan (17 desa) rumah terendam sebanyak 1.494 unit, Bungo 14 kecamatan (52 desa) dengan rumah terendam 6.049 unit atau lokasi banjir terparah dan Tebo empat kecamatan (24 desa) rumah terendam sebanyak 2.561 unit.
Kemudian, Kabupaten Batanghari banjir terjadi di tujuh kecamatan (38 desa) dengan rumah terendam sebanyak 3.288 unit, Muarojambi satu kecamatan (1 desa) rumah terendam sebanyak 250 unit, Tanjungjabung Barat enam kecamatan (9 desa) rumah terendam 176 unit dan Kota Jambi satu kecamatan (1 kelurahan) dan banjir baru mengenangi perkarangan warga.
Sedangkan korban jiwa akibat banjir terjadi di Kota Jambi satu orang (meninggal), Merangin satu orang (meninggal) dan Bungo satu orang (hilang).
“Data ini update Rabu, (08/03). Banjir terjadi akibat curah hujan tinggi sejak 28 Februari 2017 dan menyebabkan meluapnya sungai-sungai yang ada di hulu Sungai Batanghari,” kata Dalmanto.
Selain merendam rumah warga, banjir juga merendam fasilitas umum yakni enam unit fasilitas kesehatan, 48 unit fasilitas pendidikan, 18 fasilitas ibadah, dua kantor, tujuh jembatan dan 10 titik jalan.
Dalmanto mengatakan saat ini upaya yang dilakukan pemerintah yakni penempatan personil Tim Reaksi Cepat (TRC) gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Tagana, Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Sosial (Dinsos) di titik-titik banjir.
Dalmanto menambahkan, tindak lanjut yang dilakukan yakni perlunya antisipasi banjir berikutnya mengingat potensi hujan di Jambi masih tinggi.
Tidak hanya itu, banjir juga menghambat perekonomian masyarakat, bukan hanya rumah, lading atau kebun masyarakat juga ikut terendam.
Salah satu warga kabupaten Muaro Jambi, Adi, yang menggelut dibidang limbah kayu menjadi rangai kusrsi mengeluh, kerna pasokan kayu berkurang akibat banjir, karna mobil tidak dapat keluar dari kebun yang membawa kayu.
“Susah nian, kayu dak katek, permintaan lagi meningkat, apolagi nak dekat bulan puaso ne, kami terpaksi banting setir cari kayu di daerah lain,” ucapnya.
Hanapi Warga Desa Bajubang Laut Kecamatan Muara Bulian, Kepada harian ini menuturkan, lonjakan air dalam beberapa hari ini menenggelamkan areal persawahan dan perkebunan warga.
“Sudah tiga hari ini banyak warga tidak ada kebun, sudah pada tenggelam, kami berharap pemerintah memperhatikan masalah ini, bukan saja pemukiman tapi lapangan pekerjaan warga juga dipikirkan,” Ujar Hanapi. nto