Sarolangun, AP – Pasar Limbur Tembesi, yang berlokasi di Kelurahan Limbur Tembesi, Kecamatan Bathin VIII, Kabupaten Sarolangun yang berda ditepi Jalan Lintas Sumatera Km 25 Sarolangun sudah 12 tahun tak difungsikan, ahli waris yang menghibahkan tanah lokasi pasar, mengancam mencabut kembali tanah tersebut.
Rosdayanti, ahli waris kepada Aksi Post, mengatakan, Dia menyayangkan, kondisi pasar saat ini. Selain tak difungsikan, pembangunan pasar dianggap sia-sia.
“Untuk apa pasar itu dibangun, jika sampai saat ini tak juga difungsikan. Pasar sudah dikerumi semak, karena tak juga difungsikan. Lebih baik saya tarik lagi tanah yang sudah saya hibahkan,” katanya.
Sejauh ini sebutnya, pemkab hanya memanfaatkan dana perawatan pasar yang telah dianggarkan. Sementara gedung pasar tak pernah dilakukan perawatan.
Diuraikannya, semenjak pasar dibangun hanya empat kali pernah digunakan.
Namun entah kenapa pasar dipindahkan kelokasi lain. Padahal para pedagang masih mau berjualan di pasar itu.
“Harapan kami ke depan pasar Limbur Tembesi harus difungsikan lagi. Kalau begini kan sia-sia saja. Kami ahli waris sangat kecewa dengan kondisi pasar sekarang. Sebab, biaya perawatan setiap tahun ada, tapi hasilnya nol,” ujarnya.
Camat Bathin VIII, Masri dikonfirmasi terkait pasar Limbur Tembesi mengatakan, tak tahu menahu kenapa dinas terkait tidak ada upaya untuk mengaktifkan pasar.
“Pasar itu kendalanya peran instansi terkait. Disperindagkop yang mendukung fasilitasnya. Kalau pembenahan lokasi, tentu dari Dinas PU,” katanya.
Namun ke depannya, Ia akan mengupayakan untuk mengaktifkan pasar secara berangsur-angsur. Yakni dengan menjadikan pasar Kecamatan Bathin VIII.
“Akan kita buka menjadi pasar Kecamatan. Tapi tidak bisa secara spontan atau sekaligus. Nanti pasar mingguan akan ada dua, satu pasar hari kamis seperti sekarang, dan pasar ini (terbengkalai, red) akan di buat hari minggu,” ujarnya.
Kepala Bidang Perdagangan, Disperindagkop Sarolangun, Hartini dikonfirmasi mengaku, tidak tahu sama sekali terkait dana perawatan pasar Limbur Tembesi. Ia menyebutkan, jika dana perawatan pasar tidak pernah ada.
“Pemkab Sarolangun tidak pernah mengeluarkan dana perawatan, kecuali anggaran penambahan fasilitas pasar,” lakunya. luk