Sarolangun, AP – Masyarakat Kabupaten Sarolangun saat ini mulai fokus bercocok tanaman pangan. Padahal diketahui selama ini ekonomi masyarakat Sarolangun adalah berkebun.seperti karet dan sawit
Hal itu diketahui saat Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian (Musrenbangtan) 2017, yang digelar di Kantor Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sarolangun, baru-baru ini.
Dari hasil Musrembangtan tersebut, ternyata masyarakat sudah tidak tertarik lagi bertanam tanaman perkebunan. Masyarakat justru lebih mengidolakan bertanam dengan tanaman Pangan, tanaman Holtikultura, Peternakan dan Perikanan.
Hal itu disampaikan, Kadis Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Joko Susilo. Adapun tanaman pangan seperti padi, jagung dan kedelai, sudah mulai dilirik masyarakat.
“Bahkan tanaman holtikultura, seperti bawang dan cabai, juga tak kalah menarik dipandang masyarakat,” katanya.
Ia mengatakan, ketertariakan masyarakat terhadap tanaman pangan dan holtikultura, karena proses penanaman tidak begitu sulit.
“Contohnya saja betanam cabai, tidak perlu lagi lahan yang luas, cukup di dalam polybag. Kelebihan menanam di polybag, karena nutrisi tanaman lebih terjaga dari pada menanam di tanah terbuka. Jika dikasih pupuk, pupuknya tidak lari kemana-mana. Dalam kondisi hujan maupun panas, pupuk tetap tertampung dalam polybag,” jelasnya.
Apa lagi sebutnya, harga cabai cukup melambung beberapa tahun terakhir ini dan sangat berpengaruh terhadap inflasi negara. Selain itu, juga menjadi tanaman pokok bagi masyarakat.
“Untuk pertanian, kita tetap melaksanakan kedaulatan pangan memang terjadi di Indonesia ini. Kita juga sudah sampaikan ke Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K), bahwa ujung tombak di bawah adalah penyuluh. Agar dapat menggalakkan pertanian,” urainya.
Dari hasil Musrembagtan kemarin, juga diketahui bahwa Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) di Sarolangun masih kurang. Bahkan saat ini hanya ada sekitar 30 orang.
“Selain itu, sarana prasarana pendukung PPL, seperti motor, termasuk kantor, masih jadi kendala belum efektifnya kinerja PPL. Ke depan kita akan upayakan PPL lebih banyak lagi,” tukasnya. luk