Jambi, AP – Badan Pusat Statistik (BPS) Jambi mencatat nilai impor Provinsi Jambi pada Januari 2017 mengalami penurunan sebesar 62,96 persen dibanding bulan sebelumnya yaitu dari 15,68 juta dolar AS jadi 5,81 juta dolar AS.
“Impor Provinsi Jambi melewati tiga pelabuhan utama Pelabuhan Talang Duku Jambi, Muara Sabak dan Kuala Tungkal yang mengalami penurunan cukup signifikan dibanding bulan sebelumnya,” kata Kepala BPS Jambi, Dadang Hardiwan.
Penurunan impor tersebut dipicu oleh penurunan impor mesin dan alat angkutan. Bila dilihat perannya pada kumulatif Januari 2017, impor kelompok hasil industri lainnya berikan kontribusinya 46,03 persen dari total impor.
Kemudian diikuti dari peran kelompok mesin dan peralatan yaitu sebesar 26,86 persen, kelompok bahan kimia dan sejenisnya memberi kontribusi sebesar 20,18 persen.
“Untuk kelompok komoditi makanan dan sejenisnya sebesar 6,24 persen dan kelompok komoditi karet dan sejenisnya hanya berperan dibawah satu persen yaitu 0,69 persen,” kata Dadang.
Perkembangan nilai impor Provinsi Jambi pada Januari 2017 dari negara-negara pengimpor utama. Transaksi impor terbesar adalah dari negara Tiongkok yang mencapai 34,33 persen disusul dari Malaysia yaitu sebesar 17,31 persen.
Dadang juga menjelaskan, pada bulan ini kenaikan tertinggi impor berasal dari Singapuran dan Tiongkok yang keduanya naik lebih dari 500 persen dan penurunan impor terjadi dari Korea Selatan sebesar 0,95 persen dan dari negara-negara uni eropa lainnya yang mencapai 98,51 persen.
Nilai impor Provinsi Jambi menurut golongan penggunaan barang pada Januari 2017, dari kelompok bahan baku dan penolong sebesar 6,46 juta dolar AS, diikuti impor barang modal sebesar 1,51 juta dolar AS, sedang impor barang-barang konsumsi 9,1 ribu dolar AS.
Dadang juga mengatakan, untuk struktur nilai impor Provinsi Jambi pada Januari 2017 tidak berubah bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2016, dimana kumulatif impor didominasi golongan bahan baku dan penolong diikuti barang modal dan golongan barang Konsumsi.
Kontribusi kumulatif impor sampai dengan Januari 2017 didominasi oleh bahan baku dan penolong 73,81 persen, barang modal 26,04 persen dan golongan barang konsumsi 0,16 persen. bdh