Kualatungkal, AP – Jalan penghubung di tiga desa yakni Desa Tanjung Bojo, Lubuk Bernai dan Desa Lubuk Lawas di Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) memperihatinkan. Pantauan Aksi Post di lapangan, kondisi jalan berlumpur, menyulitkan kendaraan melintas.
Selain berlumpur, kondisi jalan yang menjadi urat nadi 3 Desa ini terlihat seperti kubangan kerbau, hal ini diakibatkan oleh banyaknya mobil pengangkut sawit milik perusahaan yang melintasi jalan warga, terutama saat musim penghujan saat ini.
Titik kerusakan jalan penghubung sepanjang 20 Kilometer ini nyaris tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda empat, kondisi jalan yang becek kerap membuat kendaraan terpuruk.
“Kerusakan jalan ini cukup parah dan sangat menghambat,” kata Andi, salah seorang warga yang tengah melintas wartawan, Selasa (14/03).
Jika ini tidak segera diperbaiki maka kerusakan jalan dikhawatirkan akan semakin parah dan tidak menutup kemungkinan akan memutus perekonomian masyarakat.
“Jadi kalau bisa pemerintah bisa memperbaiki jalan ini secepatnya, kasihan masyarakatnya,” ujarnya.
Sementara itu, Zulpahmi Kades Lubuk Bernai mengaku sangat kecewa terhadap sikap empat perusahaan sawit yang kendaraannya melintasi jalan tersebut. Diantaranya PT. PSJ (Makin Group), PT. Kautsar, PT. DAS dan PT. RHM. Mobil bertonase keempat perusahaan ini kerap melintasi jalan warga, tanpa mau memperbaikinya.
“Setiap hari mobil sawit milik perusahaan melintasi jalan ini, warga sebenarnya tidak banyak menuntut, cuma minta keempat perusahaan tersebut salurkan dana CSRnya untuk memperbaiki jalan,” jelas Fahmi
Terpisah, Anggota DPRD Tanjabbar, Adam membenarkan kerusakan jalan yang berkedudukan di Kecamatan Batang Asam tersebut.
“Iya benar, saya juga sudah melakukan kroscek ke lokasi dan kondisi kerusakan jalan sudah teramat parah, kondisi ini begitu sangat mengganggu aktivitas warga,” ulasnya.
Politisi PAN ini mendesak setiap perusahaan untuk bertanggung jawab dengan kerusakan jalan yang mereka perbuat, bukan hanya membuat kerusakan jalan dan tutup mata saja.
“Iya kita minta kepada Bappeda agar mengintruksikan ke setiap perusahaan agar aktif menyalurkan CSR, terutama untuk perbaikan jalan. Penyaluran CSR juga harus transparan supaya masyarakat tahu, penyaluran juga harus dilakukan dimana perusahaan tersebut berdomisi,”tambah Adam. It