Muarasabak, AP – Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), H Romi Hariyanto kembali dibuat kecewa aparaturnya. Jika belum lama ini Romi kecewa dengan pendidikan di SMA 7 Tanjabtim yang terletak di Kecamatan Mendahara, kali ini Bupati merasa bahwa pelayanan kesehatan di Puskesmas Simpangtuan Kecamatan Mendaharaulu perlu dievaluasi. Pasalnya, meski waktu sudah menunjukkan pukul 08.15 Wib, saat bupati inspeksi mendadak ke Puskesmas tersebut, Kamis (23/03) pagi, masih banyak petugasnya yang belum hadir.
Saat dikumpulkan Bupati, hanya 10 PNS dan satu dokter PTT yang hadir. Padahal, petugas di Puskesmas tersebut terdiri dari 15 PNS, empat TKS, dua bidan PTT, ditambah sembilan PTT di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Tentu saja bupati Romi marah. Meski masih dengan suara datar, Romi memperlihatkan rasa kecewanya. “Puskesmas ini sifatnya pelayanan langsung. Bagaimana pelayanan kita bisa prima kalau soal disiplin kita masih bermasalah begini. Saya minta laporan tertulis soal absensi hari ini,”ucap Romi dihadapkan Hj Nurbaya, kepala Puskesmas dan sejumlah stafnya yang hanya bisa tertunduk.
Yang membuat Romi makin kecewa adalah karena Puskesmas Simpangtuan merupakan satu dari lima Puskesmas yang tahun ini proses akreditasinya dilaksanakan. “Saya tahu bahwa disiplin adalah salah satu syarat akreditasi itu,”jelasnya.
Dilanjutkan Romi, ke depan dia tidak mau lagi melihat ada petugas Puskesmas datang terlambat. Romi berkomitmen agar kejadian – kejadian terdahulu, tentang banyaknya keluhan masyarakat pada pelayanan Pemerintah tidak lagi terjadi. Hal tersebut harus dimulai dari komitmen semua aparatur yang ditempatkannya. Jika masih ada, tentu dia akan mengambil langkah tegas.
“Kami menempatkan aparatur selalu atas dasar kepercayaan bahwa yang berangkutan mampu diberi amanah. Jika seperti ini, tentu kami akan evaluasi kembali, jangan-jangan keputusan kami itu keliru. Artinya, jika tidak bisa menunjukkan dedikasi pada pekerjaannya, maka kami harus menempatkan yang bersangkutan pada posisi lain yang lebih pas. Di staf kan pada organisasi yang beban kerjanya lebih ringan, misalnya di kecamatan terpencil.,”ungkap bupati Romi.
Ungkapan Romi itu bisa jadi semacam warning keras. Puskesmas Simpangtuan saat ini sudah melayani rawat inap. Puskesmas ini tergolong vital karena harus mengcover bukan hanya pasien wilayah Kecamatan Mendaharaulu namun juga kecamatan dan kabupaten sekitar, seperti desa – desa perbatasan dengan Kabupaten Tanjab Barat dan Kabupaten Muarojambi.
Usai sidak bupati, kepala Puskesmas Simpangtuan Hj Nurbaya melalui kepala Tata Usaha, Desriyani, dijelaskan bahwa saat ini Puskesmas Simpangtuan sedang dalam tahap akreditasi bersama dengan Puskesmas Simpang Pandan Kecamatan Geragai, Puskesmas Sabak Barat Kecamatan Muarasabak Barat, Puskesmas Sungai Tering Kecamatan Nipahpanjang dan Puskesmas Mendahara Ilir Kecamatan Mendahara.
Meski dalam tahap verifikasi akreditasi, Puskesmas Simpangtuan diakui Desriyani masih banyak kekurangan. Apalagi jika betul – betul harus mengacu pada Permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas. Dari layout tata letak alur ruang pelayanan saja kurang tepat. Karena itu dia berharap jika Pemkab Tanjabtim berencana melalukan rehab bagi Puskesmas agar mempedomani Permenkes 75 / 2014 itu.
“Belum lagi soal program. Kita masih banyak kekurangan. Salah satu kendalanya harus kita akui memang ketersediaan SDM,”terangnya.
Masih penjelasan Desriyani, mereka juga kekurangan tenaga Apoteker, asisten Apoteker, Tenaga Gizi, dokter gigi dan tenaga adminsitratif. “Akibatnya kami yang ada ini dituntut harus multitalenta. Contohnya sering terjadi ketimpangan saat pengajuan obat,”tambah Desriyani.
Sedangkan tingkat kunjungan, dijelaskannya per hari baru berkisar antara 15 sampi 20 pasien. Sedangkan untuk kejadian luar biasa (KLB) tahun ini belum ada. fni