Terkait Kematian Burung Migran di Pantai Cemara
Muarasabak, AP – Berdasarkan hasil laboratorium atas kematian puluhan burung migran di pantai cemara Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) adalah negatif dan tidak ada infeksi flu burung. Mengingat kekhawatiran masyarakat sungai cemara terhadap kematian burung migran diakibatkan virus flu burung ternyata tidak benar.
Kepala Dinas Peternakan Tanjabtim Rajito mengatakan, untuk hasil laboratorium terkait kematian burung migran yang ada dipantai cemara Kecamatan Sadu adalah negatif dan tidak mengandung virus berbahaya seperti yang dikhawatirkan masyarakat sungai cemara.
“kita sudah menerima hasil laboratorium dari Kementrian Pertanian Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tepatnya Balai Veteriner Bukit Tinggi bahwa hasiknya negatif dari virus flu burung,” ujarnya, Senin (27/3).
Jadi masyarakat tidak perlu khawatir, sebelumnya Dinas Peternakan belum bisa memastikan apakah kematian burung migran ini disebabkan oleh flu burung atau tidak, makanya perlu membawa sampel untuk diuji atau dicek dilaboratorium.
Sebelumnya informasi dari lab dijambi bahwa penyebab kematian adalah dikarenakan saluran pencernaan, karena takut kekhawatiran masyarakat terhadap flu burung, maka sesuai nota dinas sampel dikirim lagi ke Balai Veteriner di Bukit Tinggi dan menunggu beberpa waktu lama akhirnya hasil labnya keluar dan tidak ada virus flu burung.
“Untuk mengurangi kekhawatiran masyarakat, kita sudah menginformasikan kepada Kecamatan untuk memberi informasi kepada masyarakat sesuai dengan hasil laboratorium bahwa tidak ada flu burung,” jelasnya.
Dokter hewan Tanjabtim, Drh Adam menambahkan, bahwa berdasarkan hasil lab yang dikirim oleh Balai Veteriner Bukit Tinggi bahwa ada bakteri yang mengakibatkan kematian burung migran. ” berdasarkan hasil lab bahwa kematian burung migran disebabkan dehidrasi yang didalamnya terdapat 4 bakteri, salah satu bakteri yang disebabkan adalah bakteri E coli dan bacullus SP, ” ucap adam.
Ia menjelaskan, bahwa bakteri E Coli bisa menyebabkan penyakit manusia maupun burung. Secara umum ditubuh hewan sudah ada, manakala burung itu kekebalan turun maka akan muncul diatas batas normal dan bisa menginveksi dirinya, kalau sudah banyak maka bisa menginfeksi saluran pencernaan dan mengakibatkan dehidrasi yang membuat daya tahan tubuh melemah pada burung.tambah dokter adam.
Sedangkan untuk penyebaran kemanusia terbatas, hanya bisa melalui kotoran. Gejala yang akan muncul pada manusia seperti diare. Langkah utama adalah menjaga kebersihan, karena bakteri ini tidak mematikan karena burung ini adalah satwa liar. fni