Jambi, AP – Kebakaran lahan dan kebun (karlabun) merupakan salah satu ancaman terhadap ketahanan nasional. Provinsi Jambi sendiri pada 2015 pernah menghadapi bencana asap, akibat kebakaran yang tak terkendali. Saat itu titik api mencapai 1.205 titik.
Belajar dari pengalaman tersebut, pemerintah gencar menghimbau pencegahan kebakaran lahan di level petani dan perkebunan sawit. Hasilnya terlihat dengan penurunan jumlah titik api yang drastis pada tahun berikutnya.
Plt Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Jambi, Ir Putri Liesdhiyanti menjelaskan, untuk mencegah dan menanggulangi karlabun diharapkan pihak perusahaan melengkapi sarana dan prasarananya.
Saat ini ada dua perusahaan yang sudah memiliki peralatan lengkap, yakni PT Sari Aditya Loka (SAL) dan PT Fajar Pematang Indah Lestari (FPIL). “Inilah yang kami dorong. Diharapkan perusahaan-perusahaan yang memiliki lahan perkebunan segera melengkapi sarana pencegahan dan pengendalian karhutla,” ujar Putri didampingi Kabid Sarana dan Prasarana Disbun Provinsi Jambi, DR Asnelly Ridha Daulay, Rabu (5/4).
Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Jambi dalam kaitan itu melakukan pertemuan koordinasi karlabun, pada 5 dan 6 April 2017.Pertemuan ini melibatkan brigade kebakaran kabupaten/kota se-Provinsi Jambi, perusahaan perkebunan kelapa sawit dan kelompok tani peduli api. Pertemuan dihadiri oleh 150 orang.
Beragam materi baik teknis dan ilmiah dengan pembicara dari Korem 042/Garuda Putih, Polda Jambi, BMKG, BPBD dan akademisi DR Asmadi Saad. Turut memberikan pengalaman penanganan kebakaran lahan perusahaan kelapa sawit yaitu PT SAL dan PT FPIL. Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Gubernur Jambi, H Zumi Zola Zulkifli. Kepada pihak perusahaan, Gubernur mengingatkan agar meningkatkan kesiap-siagaan dan kewaspadaan terhadap karlabun, dengan sarana dan prasarana yang selalu siap pakai. met