Jambi, AP – Badan Pusat Statistik (BPS) Jambi mencatat nilai impor Provinsi Jambi selama Februari 2017 mengalami penurunan signifikan sebesar 57,42 persen dari 5,81 juta dolar AS pada bulan Januari lalu menjadi 2,47 juta dolar AS.
“Nilai impor Provinsi Jambi melalui tiga pelabuhan utama, yakni Pelabuhan Talang Duku Jambi, Muara Sabak, dan Kuala Tungkal, nilai impornya juga mengalami penurunan yang signifikan dibanding bulan sebelumnya,” kata Kepala BPS Jambi Dadang Hardiwan, Jumat (07/04).
Penurunan impor ini dipicu oleh penurunan pada seluruh kelompok komoditas. Bila dilihat perannya pada kumulatif sampai dengan Februari 2017, impor kelompok hasil industri lainnya memberikan kontribusinya 40,10 persen dari total impor.
Peran kelompok mesin dan peralatan, yaitu sebesar 31,50 persen, impor kelompok bahan kimia dan sejenisnya memberi kontribusi sebesar 21,36 persen.
Dadang juga mengatakan untuk kelompok komoditas makanan dan sejenisnya sebesar 6,22 persen dan kelompok komoditas karet dan sejenisnya hanya berperan di bawah 1 persen, yaitu 0,83 persen. Perkembangan nilai impor Provinsi Jambi pada bulan Februari 2017 dari negara-negara pengimpor utama.
“Transaksi impor terbesar adalah dari negara Tiongkok yang mencapai 25,88 persen disusul dari Jerman, yaitu sebesar 23,18 persen. Pada bulan ini kenaikan tertinggi impor berasal dari Taiwan dan Singapura yang keduanya naik sebesar 35,82 persen dan 22,29 persen,” kata Dadang.
Penurunan impor tertinggi terjadi dari Malaysia sebesar 82,33 persen dan dari Tiongkok mencapai 67,91 persen. Nilai impor Provinsi Jambi menurut golongan penggunaan barang pada bulan Februari 2017, dari kelompok bahan baku dan penolong sebesar 1,69 juta dolar AS diikuti oleh impor barang modal sebesar 0,78 juta dolar AS dan impor barang-barang konsumsi 1,32 ribu dolar AS.
Struktur nilai impor Provinsi Jambi pada bulan Februari 2017 tidak berubah bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2016.
Kumulatif impor didominasi oleh golongan bahan baku dan penolong diikuti oleh golongan barang-barang modal dan golongan barang-barang konsumsi.
Kontribusi kumulatif impor sampai dengan Februari 2017 didominasi oleh bahan baku dan penolong sebesar 72,23 persen, golongan barang-barang modal sebesar 27,64 persen dan golongan barang-barang konsumsi sebesar 0,13 persen. ant