Jambi, AP – Mencari sejatinya alam menjadi tujuan lelaki asal pekalongan melakukan perjalanan keliling nusantara, beragam cerita mengiringi perjalanannya hingga sampai di bumi melayu Jambi.
Dengan rangsel besar berwarna hitam lengkap dengan pernak pernik perlengkapan perjalanan yang beratnya nyaris mencapai 40 kg. dengan bersendal jepit dan bertonkat kayu yang terukir rapi ditangannya. Sutiyono Suyatno (47) Lelaki asal pekalongan Jawa Tengah yang melakukan perjalanan nusantara dengan tujuan mencari sejatinya alam.
Kamis pagi perlahan langkah kakinya berjalan mengitari kawasan bundaran kota baru Jambi, sesekali terlihat pengguna jalan tak segan memberhentikannya untuk sekedar bertanya hingga berfoto selfi.
Dalam kesempatan yang sama, Aksi Post mencoba berbincang lebih jauh terkait perjalanan panjang yang ditempuhnya menggunakan kedua kaki yang beralaskan sendal jepit.
Dirinya menamai aksi petulanagannya tersebut, mencari sejatinya alam, murni dari keinginan hati nurani untuk mencari keindahan alam disetiap daerah, dirinya juga mengatakan aksinya tersebut tidak untuk mencari sensasi dan memecahkan rekor muri ini murni dari hati untuk berpetualang dengan alam.
Dikatakannya menjadi petualang nusantara ini, dilakoninya sejak tahun 2000 silam dimulai dari Pulau Jawa, Bali, Kalimatan, dan beberapa daerah lainnya. terhitung hingga saat ini sudah 11 bulan 26 hari nyaris setahun hidup berjalan diatas aspal panjang. baginya alam ini memiliki keindahan tersendiri jika dinikmati dengan berjalan kaki. dan disetiap tempat memiliki keindahan yang berbeda.
Selama itu pula, beragam kisah dan pengalaman didapat dari berbagai tempat, suku, dan tradisi dari daerah yang berbeda beda. mulai dari perlakuan ramah santun hingga cibiran bahkan perlakuan tidak menyenagkan. bahkan pada awalnya dirinya sempat ingin menyerah untuk melanjutkan perjalanan.
“Pengalaman beragam dari beberapa kota yang telah disinggahi, bahkan disatu kota saya sempat ditodong hingga tiga kali,” ujar lelaki berambut gondrong sedikit ikal tersebut.
Selain kesan yang tidak menyenangkan, kenagan baikpun juga banyak dialaminya satu diantarannya dirinya dapat berjumpa dengan orang nomor satu di setiap daerah, meski tidak semua dapat bertemu.
Pengalaman unik lainnya yang tak luput dari ingatannya, dalam persipan melakukan perjalanan meski tidak dibekali dengan unag hanya bermodal peralatan dan kekengkapan perjalanan. Ada satu hal yang tak boleh dilupakan sandal jepit pengganti untuk antidipasi jika putus dijalan.
“Jika dihitung selama perjalanan yang saya lakukan, lebih kurang sudah menghabiskan 16 pasang sandal jepit,” ujarnya.
Dikatakannya pula, sebelum menjadi petualang tersebut, dirinya sempat menjadi karyawan pabrik pada tahun 90an di era presiden soeharto. sejak soeharto lengser iapun terpaksa lengser dari pekerjaannya dan mempunyai keinginan baru untuk menjadi petualang. (Bdh)