Jambi, AP – Real Estate Indonesia (REI) menyebutkan, kebutuhan perumahan yang belum terpenuhi atau “backlog” di Indonesia mencapai 11,4 juta unit.
Ketua Umum DPP REI Soelaeman Soemawinata mengatakan, bahwa pihaknya tidak mempermasalahkan jumlah “backlog” dan yang pasti faktanya rumah di Indonesia kurang, Senin (17/04).
“‘Backlog’ 11,4 juta itu ‘kan dari BPS, oke kita terima ajalah karena memang itu faktanya, makanya itu yang harus sama-sama kita kejar,” kata Soelaeman.
Dalam mengurangi angka “backlog” di Indonesia, pihaknya mendukung pemerintah dalam program satu juta rumah yang telah menjadi program strategis nasional yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.
“Dari sisi REI sebagai pengembang perumahan kita harus dukung karena ini peran dan sumbangsih terhadap negara, makanya kita akan menggenjot pembangunan rumah di Indonesia,” katanya.
Pada tahun ini REI siap membangun 200.000 unit rumah subsidi di Indonesia melalui program pemerintah, yakni Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
“Kita ikuti dengan metode program FLPP sekarang, dengan metode yang ada sekarang kita harus bekerja keras, makanya ini yang kita kerjakan dulu,” kata dia.
Menurut dia, saat ini rumah telah menjadi kebutuhan yang paling pokok untuk dipenuhi oleh masyarakat.
Sebab itu, kata dia, dibutuhkan peran dan sinergi dengan pemerintah di daerah terutama terkait dengan regulasi dalam menunjang program sejuta rumah.
“Pembangunan rumah subsidi ini harus kita kejar habis-habisan supaya realisasinya mencapai target dan dalam upaya penyediaan sejuta rumah yang menjadi program pemerintah,” katanya menambahkan. ant