Jambi, AP – Gubernur Jambi Zumi Zola kepada Staf Ahli Bidang Hukum dan Reformasi Birokrasi Perhubungan Kemhub Umar Aris menjelaskan progres pembangunan Pelabuhan Muarasabak, rel kereta api Jambi-Palembang-Jambi-Pekanbaru, Bandara Kerinci, dan jembatan timbang.
“Pelabuhan Muarasabak yang didorong pembangunannya terkait lahan sudah tidak ada masalah, tinggal beberapa titik yang perlu dinormalisasi agar kapal besar bisa masuk,” kata Zola, Selasa (19/04).
Menurutnya, Pelabuhan Muarasabak di Kabupaten Tanjungjabung Timur diharapkan mampu memperkuat serta mendukung perekonomian yang terkoneksi dengan pelabuhan Talang Duku Jambi.
Sedangkan jalan menuju pelabuhan Muarasabak merupakan jalan nasional yang sedang dalam pembangunan dengan anggaran Rp 150 miliar.
“Mungkin tidak bisa selesai semua, dan nanti kami perjuangkan lagi Rp300 miliar ke pemerintah pusat,” katanya.
Di samping itu, jalan darat menuju Pelabuhan Muarasabak tersebut dapat ditempuh dengan angkutan yang memiliki tonase di bawah delapan ton, berkaitan dengan status jalan nasional tentunya harus ditambah kemampuan dan kapasitas tonase jalan tersebut.
“Jembatan timbang juga menjadi harapan mengontrol tonase yang melintasi jalan di Provinsi Jambi, berkaitan teknis dan titik pembangunannya kita serahkan Kemenhub yang memiliki kewenangan,” katanya lagi.
Untuk Bandar Udara Depati Parbo Kerinci, Zola mengungkapkan bahwa pihaknya sudah menganggarkan pembebasan lahan seluas 30 hektare langsung dari APBD Provinsi Jambi, dan dengan bantuan Pemerintah Kabupaten Kerinci untuk inventarisasi lahan warga.
Sementara rel kereta api Jambi Palembang dan Jambi Pekanbaru yang merupakan program pemerintah pusat menjadi harapan masyarakat dan Pemerintah Provinsi Jambi untuk segera terealisasi.
“Kami sudah siap berkaitan dengan lahan untuk jalur yang ditempuh kereta api trans Sumatera tersebut,” katanya.
Staf Ahli Bidang Hukum dan Reformasi Birokrasi Perhubungan Kemhub, Umar Aris menjelaskan bahwa pembangunan jembatan timbang memperhatikan dua aspek terkait keselamatan baik pengguna jalan maupun kendaraan, serta penghematan jalan dari kelebihan tonase yang melalui jalan tersebut.
“Konsekuensi ada kelebihan muatan dari angkutan juga menjadi pertimbangan pembangunan jembatan timbang di Provinsi Jambi. Apabila ada kelebihan muatan, jika dibongkar memerlukan gudang dan itu perlu kita pikirkan sesuai SOP,” kata Umar.
Terkait pembangunan Pelabuhan Muarasabak, Umar menjelaskan, secara teknis pembangunan pelabuhan tersebut tidak ada kendala, tetapi trayek atau lalu lintas kapal akan disesuaikan dengan pihak terkait atau asosiasi angkutan laut dan sungai.
“Keterhubungan, kelancaran, serta efisensi yang menjadi penekanan pak Menteri,” kata Umar.
Sedangkan pembangunan rel kereta api jalur Jambi Palembang dan Jambi Pekanbaru, katanya, saat ini dalam tahapan “detailed engineering design” (DED). Kemudian amdal, izin trase atau rute yang dianggap aman. Setelah itu rel tinggal dipasang.
Umar menambahkan, anggaran pembangunan rel kereta api di Jambi masih belum ada kepastian angkanya, karena rel kereta api masih dalam proses DED, yang di dalamnya juga terkait dengan kehandalan/kekuatan tanahnya.
“Untuk rel kereta api anggarannya untuk Jambi belum, banyak tahapan yang perlu kita lalui, sabar dan ini dalam proses,” ujarnya. ant