Kualatungkal, AP – Merebaknya dugaan penimbunan dan penyelewengan distribusi gas melon di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) disikapi serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat.
Pemkab sepakat membentuk tim khusus untuk mengatasi kelangkaan gas melon yang berimbas melonjaknya harga jual ditingkat pengecer.
Dibawah pimpinan Asisten II, pihak-pihak terkait dikumpulkan untuk melakukan rapat bersama tim yaitu dari pihak kepolisian, satpol pp, dan semua SKPD pada sektor pendistribusian gas melon pada Kamis (20/04).
Plt. Assisten II mengatakan, rapat digelar setelah pihaknya ada menemui laporan-laporan kelangkaan gas 3kg.
“Kita ada keluhan masyarakat bahwa het gas 3kg melebihi angka kewajarannya,” ujarnya.
Dalam rapat tersebut, pihaknya akan membentuk tim penanganan dan pengendalian gas 3 kg yang disalurkan kepada masyarakat. Apakah tepat sasaran ataupun melenceng dari apa yang seharusnya dilakukan.
“Kita akan libatkan polisi, satpol pp, dan lainnya untuk melihat bagaimana kondisi sebenarnya di pangkalan, apakah benar gas dibawa keluar,” bebernya.
Dirinya menyampaikan, kewenangan kepolisian dalam menangani adanya kecurangan dalam penyampaian barang bersubsidi apakah bisa dipidana.
“Dalam waktu dekat, tim akan dibentuk dan bergerak, dengan ini harapan kita menjadi shock terapi bagi pangkalan yang nakal,” pungkasnya.
Sebelumnya, persoalan gas melon 3 kg memang tak kunjung usai di Kabupaten Tanjabbar, meski pangkalan-pangkalan banyak dan agen-agen mencukupi. Tapi kenyataannya gas melon seperti di “curi” oleh mafia-mafia gas melon yang merajai pasaran gas bersubsidi tersebut.
Keterlibatan oknum-oknum dari pangkalan ataupun pembeli dari luar daerah kota kualatungkal diduga membuat kelangkaan gas 3 kg makin menjadi.
Aparat penegak hukumpun harus dilibatkan akan kejadian ini, pasokan yang jelas dan pembeli gas yang melakukan transaksi dalam jumlah banyak harus di data denganbaik agar kelangkaan gas tidak tearjadi seperti saat ini.
Karena pada nyatanya pengalihan minyak tanah ke gas itu diserukan oleh negara, oleh karena itu pemenuhan gas ditingkat masyarakat harus lebih diawasi dan jangan hanya menguntungkan para mafia-mafia gas melon.
Keresahan ini dialami seorang ibu rumah tangga, Desriani warga jalan Ketapang Kelurahan Tungkal Harapan Kecamatan Tungkal Ilir. Kata dia dirinya sudah berkeliling kesetiap pangkalan, ataupun toko-tokopenjual gas di kota kualatungkal, nyatanya menemukan gas melon sangat susah.
“Kita yang katanya di ibukota Kabupaten ini. Saja susah cari, apalagi yang di darat-darat, mulai dari daerah sriwijaya, ketapang, kelapa gading, tungkal harapan, semuanya kosong, ” keluhnya.
Sementara warga kota kualatungkal lainya, Rian mengatakan pernah melihat langsung aktivitas bongkar muat gas melon jika dari tungkal yang kemungkinan hendak dibawa menuju pelabuhan untuk dibawa ke daerah luar hingga ke provinsi tetangga. (Her)