Sarolangun, AP- Samsat Kabupaten Sarolangun mengakui lambat dalam melayani masyarakat. Kendalanya, sering matinya aliran listrik di kawasan tersebut.
Kepala Samsat Kabupaten Sarolangun, Azhari mengatakan, Samsat Sarolangun saat ini masih terkendala beberapa hal dalam melayani masyarakat yang ingin bayar pajak dan memperpanjang Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) sepeda motor dan mobil.
“Seperti listrik yang kerap mati mengakibatkan pelayanan jadi terganggu. Komputer petugas, bahkan tak dapat hidup karena listrik tak mampu mengoperasikan komputer. Server kita banyak mamakan arus listrik sehingga tidak dapat mengangkat kekuatan.,” katanya.
Untuk mengantisipasi kendala tersebut, pihaknya sudah mendatangkan genset. Namun genset yang saat ini digunakan, juga tak mampu mengoperasikan server Samsat.
“Dulu genset sudah kita service. Tapi juga gak ada hasil. Masih tak bisa ngangkat. Jadi memang harus diganti baru. Untuk menggantikan genset tidak semudah membalikkan telapak tangan kita harus ngajukan permohonan ke provinsi agar menganggarkan genset baru. Sudah kita ajukan permohonan ke provinsi semoga saja dalam waktu dekat ini bisa kita gunakan,” sebutnya.
Pada 2017 pihaknya menargetkan Rp 13 Miliar untuk pajak kendaraan. Setiap triwulan, Samsat mewajibkan harus mencapai 25 persen target pajak tahapan yang mesti dicapai.
“Kita ditarget kurang lebih Rp 13 Miliar pajak kendaraan roda dua dan empat. Bukan hanya kendaraan dinas saja, tapi juga kendaraan pribadi. Setiap triwulan, pajak kendaraan harus kami capai, minimal 25 persen dari total target pajak. Jadi pada triwulan ke empat, target pajak bisa tercapai,” jelas Azhari. luk