Muarasabak, AP – Dari 73 desa yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) ada sebanyak 34 Desa masih masuk dalam area Blank Spot. Sehingga warga setempat tak dapat menggunakan komunikasi seluler dengan baik.
Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kominfo Kabupaten Tanjabtim, area blank spot di Tanjabtim hampir merata di 11 kecamatan yang ada. Terbanyak terdapat di Kecamatan Muarasabak Timur sebanyak 6 desa, kemudian Rantau Rasau sebanyak lima desa, kemudian Kecamatan Mendahara, Nipah Panjang, dan Kecamatan Muarasabak Barat masing-masing empat desa. Sementara kecamatan lainnya desa yang masuk area blank spot, berkisar dua hingga tiga desa.
Terkait masih banyaknya area blank spot di Kabupaten Tanjabtim, Dinas Kominfo tidak dapat berbuat banyak. Dalam hal ini pihaknya hanya dapat memberikan usulan kepada pemerintah pusat, namun realisasi pembangunan tower sepenuhnya ada ditangan pihak vendor.
“Pihak Vendor baik itu telkomsel, indosat, dan lainnya, tentu tidak mau membangun tower di sembarang tempat. Karena ini sifatnya investasi dan tentu harus ada hitung-hitungannnya,” ujar Kadis Kominfo Hermantoni. Rabu (3/5).
Dijelaskannya, salah satu syarat mutlak agar vendor mau membangun tower telekomunikasi adalah terkait jumlah penduduk di area blank spot itu sendiri. Jika penduduk di area blank spot yang diperkirakan akan menggunakan jaringan seluler terlalu minim, tentunya hal ini akan merugikan pihak vendor itu sendiri.
“Tapi walau bagaimanapun kita akan berusaha untuk mengusulkan hal ini kepada pihak terkait,” kata Hermantoni.
Karenanya untuk memperkuat usulan tersebut, pihak Kominfo meminta 34 desa tersebut membuat proposal pembangunan tower. Dimana proposal yang diajukan pihak desa ini, nantinya akan diperkuat dengan master plan dan data lainnya.
“Dari 34 desa yang masih blank spot itu, baru tiga desa yang proposalnya sudah ada di pihak kita,” sebut Hermantoni.
Harapan untuk menikmati jaringan seluler secara maksimal, juga dikatakan Susi Alahiyah seorang warga Desa Rantau Rasau I Kecamatan Rantau Rasau. Menurutnya, jika warga di desa lain sudah dapat berinternet ria, maka warga di Desa Rantau Rasau I harus bersusah payah mencari sinyal hanya demi menelepon seseorang.
“Kalau disini jangankan untuk berselancar di dunia maya, untuk sekedar nelpon saja susah. Kita dan warga lainnya berharap, pemerintah maupun pihak vendor dapat meningkatkan kualitas jaringan. Semoga ada vendor yang mau membangun tower di desa kami ini,” harap Susi. fni