Muarasabak, AP – Kondisi Pasar hewan di Kelurahan Bandar Jaya, Kecamatan Rantau Rasau, Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) sangat memprihatinkan. Pasalnya, Pasar yang di bangun tahun 2012 tersebut saat ini tak lagi beroprasi dengan kata lain menjadi bangun mubazir. Mirisnya lagi, lokasi pasar yang sepi menjadi kesempatan bagi oknum oknum pemuda untuk minum minuman keras, bahkan di jadikan tempat untuk berbuat asusila.
Salah seorang warga Rantau Rasau yang enggan namanya di sebutkan mengatakan, Keberadaan pasar daging hingga sekarang sering dimanfaatkan sekumpulan pemuda saat tengah malam. Karena lokasi pasar yang agak masuk kedalam, di tambah tidak berlampu serta rumput rumput yang cukup tinggi di pinggiran sungai menutupi lokasi dari padangan mata pengguna jalan Sehingga aman.”itu jam jam 1 malam biasanya mas, dak tentu juga lah ada saja yang kesana ke dalam lokasi pasar,” Ujar nya.
Bukanya hanya itu, terkadang ada pula pasangan muda mudi yang berpacaran di lokasi pasar. Di katakan Warga tersebut sebelum di lokasi pasar banyak di temukan bekas alat kontrasepsi bertebaran.”dulu mas ya banyak itu bekas kondom, tapi sekarang sudah tidak ada kayaknya, soalnya sudah pernah di bersihkan,” Jelasnya.
Pantauan di lokasi, Pasar yang terletak berdampingan dengan SMK di Rantau Rasau tersebut secara Insfatruktur masih layak digunakan. Kondisi bangunan terbilang masih baik, meski terlihat rusak di beberapa bagian.
Saat berkeliling di pasar tersebut, banyak di temukan sampah sampah puntung Rokok, bungkus kacang, dan plastik putih bekas minuman keras. Bisa di ketahui dari baunya yang sangat menyengat. “Jika teliti lagi, kita juga masih bisa menemukan bekas alat kontrasepsi di serkitar lokasi meski tidak banyak. Banyak juga di temukan bungkus obat batuk komik berbagai rasa yang berserakan,” bebernya.
Menanggapi hal tersebut, Lurah Bandar Jaya Agus Purnomo mengatakan dirinya memang tengah mencari tahu prosedur dari pasar tersebut, namun Lurah belum bisa berkomentar banyak.”kalau digunakan mabuk mabukan kita belum dapat laporan dari RT atau warga setempat ya, kalau masalah pasar bisa kordinasi ke dinas terkait, saya sendiri masih mecari tahu pasar itu bagaiman prosedurnya” Ujar Agus.
Camat Rantau Rasau Sularto juga belum bisa berkomentar banyak soal pasar yang sejatinya malah di salah gunakan oleh oknum masyarakat tersebut.”duh saya belum komen dulu lah mas, saya baru juga kan, jadi belum banyak tahu soal pasar itu, nanti saya cari tahu dulu” Ujar Camat.
Terpisah Kabid Perternakan Sapura mengatakan awalnya lokasi pasar tersebut merupakan pasar Metropolitan milik dinas pertanian. Pembangunan sendiri menggunakan anggaran APBN, dan akan di jadikan sentra penjualan pertanian dimana di dalamnya tergabung Perikanan, Perkebunan dan Perternakan.
Selaku Bagian dari Pertanian di saat itu Dinas Perternakan berencana ikut meramaikan dengan niat menjadikan pasar tersebut tempat para perternak menjual hasilnya, “dulu pas kita punya mobil dinas jalan pasarnya, kita antar jemput mereka gratis untuk bawa hewan ternaknya. Tapi kemudian ada masalah dengan mobil dinas oprasional kami jadi kami tidak bisa lagi membantu mereka. Terlebih lagi para perternak di sana Manja, mereka tidak mau keluarkan biaya tambahan untuk membawa hewan ternak mereka kelokasi pasar,” Ucap Sapura.
Saat di konfirmasi bagaimana lokasi pasar bisa berada di lokasi tersebut, dan berapa pagu anggaran untuk pembangunan pasar tersebut Sapura mengatakan tidak mengetahuinya,”nah kalau soal itu ke Dinas Pertanianya, kita kurang tau juga. Itu kan anggaran APBN Pembangunan melalui Pertanian dulu,” pungkasnya. fni