Muarasabak – Dalam menyambut bulan suci Ramadhan 1438 H tahun 2017 ini, Dinas perindustrian dan perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), mewarning pangkalan LPG 3 kg yang menjual diatas harga eceran tertinggi (HET) dari harga 18 ribu pertabung 3 kg. Jika ditemukan, pihak pangkalan akan dilakukan rekomendasi, pengurangan stok bahkan pemutusan hubungan operasional (PHO).
Kepala Disperindag Tanjabtim, Hero suratman melalui Kabid Perdagangan Muhammad awaludin ketika dikonfirmasi aksipost.com menegaskan, Pihaknya sudah melakukan teguran tertulis kepada pihak pangkalan yang belum tertib terhadap harga LPG 3kg.
“Kedepan dibulan puasa ini, kami bukan melakukan teguran tertulis lagi. kita akan rekomondasi, pengurangan stok atau pemutusan hubungan operasional, kita sepakat saja pangkalan siapa pun akan dilakukan pemutusan hubungan. jadi pangkalan yang harganya diatas HET tidak akan dipasok lagi oleh agen,” tegasnya.
Awaludin menghimbau, Untuk masalah distribusi atau masalah harga. jika ditemukan ada pangkalan kecuali Kecamatan Sadu yang menjual diatas 18 ribu pertabung boleh diinformasikan ke pihak desa, kecamatan, Disperindag dan bahkan boleh langsung berkoordinasi dengan pihak polres atau polsek.
“Karena yang namanya barang bersubsidi itu yang paling utama diawasi itu adalah harga. karena harga itu ada pemerintah pusat membayar selisih harga itu dengan dana APBN, dengan harapan masyarakat bisa menembus sengan harga yang murah,” himbaunya.
“Kalau sampai harga 25 ribu pertabung, apakah harus kita diami. tentu sudah ada sangsi yang jelas bagi pangkalan yang menjual diatas HET, mereka bisa diputus alokasinya bahkan bisa di PHO,” lanjutnya.
Awaludin beranggap, Dalam masalah alokasi LPG 3 kg bukan saja dirasakan oleh Kabupaten Tanjabtim saja, tetapi sudah terjadi diseluruh Indonesia. kedepannya dengan alokasi yang masih kurang, Disperindag Tanjabtim berupaya untuk mengoptimalkan alokasi LPG 3 kg untuk masyarakat bumi sepucuk nipah serumpun nibung.
“Masing masing masih kurang, maka tujuan kita bagaimana alokasi yang kurang dapat kita optimalkan,” pungkasnya.(fni)