Kualatungkal, AP – Sejak sepekan terakhir, pasokan gas elpiji ujuran 3 kg (gas melon) di kita Kualatungkal mulai terlihat stabil. Warga mulai leluasa membeli gas melon di toko pengecer dengan harga yang mulai normal di kisaran Rp 20 ribu pertabung.
Meski senang, sebagian warga masih khawatir akan terjadi lonjakan harga pada awal bulan puasa lantaran meningkatnya kebutuhan akan gas melon.
“Alhamdulillah sudah mulai normal. Tadi pagi saya beli Rp 20 ribu. Sudah enak nyarinya. banyak yang jual di toko-toko kecil,” tutur Siti, warga Jalan Siswa, Kelurahan Patunas, Kualatungkal, Minggu (14/05).
Namun, ia tidak menampik kekhawatiran bakal terulang lagi kelangkaan gas melon terutama pada awal bulan puasa.
“Kalau bisa ya diawasi terus oleh pemerintah. Soalnya, puasa sudah dekat, biasanya mulai susah cari gas. Otomatis harganya juga naik,” sambungnya diamini ibu-ibu warga sekitar.
Kasus kelangkaan gas melon di kota Kualatungkal mulai mereda sejak diseriusi pemerintah yang menurunkan anggota Satpol PP untuk menjaring beberapa lokasi yang dinilai rawan penyelewengan pada beberapa pekan lalu.
Selain memperketat pendistribusian di tingkat agen, pemerintah juga melakukan pemeriksaan di beberapa lokasi pelabuhan yang kerap digunakan untuk mengirim gas melon ke luar daerah.
Bahkan, sebelum kasus kelangkaan gas melon mencuat, berbagai kalangan tokoh masyarakat juga tajam menyoroti sikap dan kebijakan pemerintah yang dianggap kurang berani menindak oknum-oknum utama yang bermain di balik layar.
Namun, dengan adanya bukti pergerakan pemerintah yang melakukan sidak di bebrapa lokasi ternyata membawa sedikit efek jera bagi para pengusaha nakal yang ingin bermain curang.
Pantauan media, sejak beberapa hari belakangan, pasokan gas melon di beberapa toko kelontong yang menjual eceran gas melon mulai ramai. Keluhan warga juga mulai berkurang dengan ketersediaan gas melon yang membawa dampak normalnya harga jual gas tersebut ditingkat pengecer di kisaran Rp 20 ribu pertabung. (Her)