Kualatungkal, AP – Pelaksanaan Ujian Ahir Sekolah Berstandar Nasional (UAS BN) tingkat Sekolah Dasar (SD) di kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) amburadul. Pasalnya, puluhan sekolah mengalami kekurangan soal ujian.
Untuk dapat mengikuti USBN mereka harus rela berkongsi lembaran soal dan mengantri supaya dapat melaksanakan ujian nasional. Sementara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) telah mengucurkan dana melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2017 untuk pembuat soal UASBN.
Ujian Ahir Sekolah Berstandar Nasional tingkat SD hari pertama di kabupaten Tanjabbar Senin (15/05) kemarin di warnai kekurangan soal. Akibatnya, puluhan sekolah panik mengantisifasi lembaran soal yang tidak sesuai dengan jumlah peserta ujian.
Dari data yang dihimpun di lapangan hampir di 13 kecamatan mengalami hal serupa. Diantaranya, SD di wilayah kecamatan Tungkal Ilir, Bram Itam, Betara, Kuala Betara, Pengabuan, Senyerang, Tungkalulu dan SD di wilayah kecamatan Batang Asam.
Amburadulnya pelaksanaan UASBN ini diduga akibat ketidak siapan pihak dinas pendidikan dan kebudayaan kabupaten Tanjab Barat sebagai SKPD yang membidangi kegiatan ini. Puluhan bahkan ratusan siswa SD nyaris tidak dapat melaksanakan ujian ahir sekolah berstandar nasional karena keurangan soal.
Pihak UPTD pendidikan yang ada di kecamatan mengaku tidak tau jika akan terjadi kekurangan soal. Karena seluruh data peserta UASBN sudah di laporkan dan di sampaikan ke dinas pendidikan kabupaten. “Kita tidak tahu jika akan terjadi seperti ini, karena biasanya soal yang diberikan sesuai dengan jumlah peserta UASBN,” kata UPTD yang enggan namanya di sebut saat di hubungi melalui ponselnya.
Terpisah Plt Kepala Dinas PDK Tanjab Barat Martunis M Yusuf saat di komfirmasi membenarkan jika pelaksanaan UASBN hari pertama kekurangan soal. “Benar beberapa sekolah sudah melaporkan kekurangan soal UASBN, “katanya.
Dijelaskannya juga, persoalan tersebut dapat diantisipaao pihaknya dengan cara memoto chopy soal UASBN yang ada. “Sudah bisa diatasi, dan sekolah melalui pengawas boleh memoto chofy soal atau siswa mengerjakan soal secara bergantian,” jelasnya.
Ditanya apa penyebab kekurangan soal UASBN yang terjadi di 13 kecamatan, dinas pendidikan sudah memiliki data dan jumlah peserta UASBN. Anehnya justru mengalami kekurangan soal. “Itu yang sedang kita cari tahu, apakah ini kesalahan dari pihak dinas, atau kesalahan dari pihak percetakan, “jawabnya.
Ia juga menyebut, soal UASBN dicetak di Jambi sesuai dengan data yang ada, dia akan kroscek di mana kesalahannya sampai terjadi bisa kekurangan. mg