Jambi, AP – Pekan ini sepertinya para petani sawit di Jambi belum bisa bernafas lega. Sebab, harga Tandan Buah Sawit (TBS) belum mengalami kenaikan berarti.
Dari hasil rapat penentuan harga TBS yang dilakukan di Dinas Perkebunan Provinsi Jambi bersama Pokja, satu minggu ke depan (12-18 Mei), rata-rata harga TBS naik Rp 8 perkilogramnya.
Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apksindo) Roy Asnawi mengatakan, mereka menyambut baik dengan penetapan harga yang dilakukan ini. “Naik, walau sedikit,” ujarnya.
Kenaikan harga disebabkan naiknya penawaran yang dilakukan perusahaan luar negeri. Harga ini akan selalu “gonjang-ganjing”, sebab di luar negeri tengah terjadi kampanye hitam terhadap sawit.
Alhasil, penggunaan sawit kurang, mereka lebih memilih menggunakan bahan lain untuk dijadikan minyak. “Harga sawit sukar untuk naik drastis. Harga akan naik secara bertahap, itupun tidak tinggi,” katanya.
Harga yang ditetapkan kemarin sesuai dengan usia tanam kelapa sawit dan setiap usia beda harga. Seperti sawit dengan usia 3 tahun harga beli diperusahaan Rp 1.317,95, 4 tahun Rp 1.399,53, 5 tahun Rp 1.464,52, sedangkan untuk usia 6 tahun Rp 1.526,17.
Untuk usia 7 tahun Rp 1.564,77, usia 8 tahun Rp 1.597,36. Kemudian, untuk usia 9 tahun Rp 1.629,25, sementara untuk usia 21-24 tahun Rp 1.626,39 dan usia 25 tahun Rp 1.549,79.
“Sedangkan untuk harga CPO, minggu ini Rp 7.515,12, trus inti sawit Rp 4.547,89 dan indeks 89,09 persen,” katanya.
Sementara pada minggu sebelumnya Rp 1.311,71 untuk usia 3 tahun, Rp 1.392,69 untuk usia 4 tahun, Rp 1.457,38 untuk 5 tahun, Rp 1.518,73 untuk 6 tahun.
Kemudian usia 7 tahun Rp 1.557,15, untuk 8 tahun Rp 1.589,56, untuk 9 tahun Rp 1.621,31. Sementara untuk 10-20 tahun dijual Rp 1.669,73, untuk usia 21-24 tahun Rp 1.618,38 dan usia 25 tahun Rp 1.542,08. Harga CPO minggu lalu, Rp 7.433,75, inti sawit Rp 4.461,87 dan indeks 89,71 persen. bdh