Fasha: Pancasila Sebagai Jembatan Untuk Perekat, Bukan Sebagai Tembok Pemisah
Jambi, AP – Pemerintah Kota Jambi, bersama jajarannya serta para TNI-POLRI Peringati Hari Pancasila dengan hidmat dengan tema ‘ Aku Indonesia, Aku Pancasila’ dilapangan utama kantor Walikota Jambi, Senin (05/06) kemarin.
Dalam amanat Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko widodo yang dibacakan oleh Walikota Jambi H. Syarief Fasha mengatakan Pancasila merupakan hasil dari satu kesatuan proses yang dimulai dengan rumusan Pancasila tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan Ir Sukarno, piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, dan rumusan final Pancasila tanggal 18 Agustus 1945.
Harus diingat bahwa kodrat bangsa Indonesia adalah keberagaman. Takdir Tuhan untuk kita adalah keberagaman. Dari Sabang sampai Merauke adalah keberagaman. Dari Miangas sampai Rote adalah juga keberagaman. Berbagai etnis, bangsa, adat istiadat, agama, kepercayaan dan golongan bersatu padu membentuk Indonesia. Itulah kebhinneka tunggal ika-an kita.
“Namun, kehidupan berbangsa dan bernegara kita sedang mengalami tantangan. Kebinekaan kita sedang diuji. Dan Bung Karno juga tidak menginginkan bahwa ada perpecahan di NKRI ini, beliau pernah berpesan kepada kita semua yaitu beliau mengatakan zaman saya ini lebih mudah berjuang, karna musuhnya mudah dikenali, tetapi zaman kita saat ini maka akan lebih sulit berjuang, karna musuhnya tidak bisa kita kenali, karna musuhnya adalah saudara kita sendiri,” jelas Fasha.
Untuk itu Fasha menghimbau kepada semua komponen bangsa untuk saling menjaga keutuhan NKRI dengan pancasila, disebutkannya pancasila merupakan jembatan untuk perekat dan bukan sebagai tembok pemisah.
Fasha mengatakan Kita perlu belajar dari pengalaman buruk negara lain yang dihantui radikalisme, konflik sosial, terorisme, dan perang saudara. Dengan Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika, kita bisa terhindar dari masalah tersebut. Kita bisa hidup rukun dan bergotong royong untuk memajukan negeri. Dengan Pancasila, Indonesia adalah harapan dan rujukan masyarakat internasional untuk membangun dunia yang damai, adil, makmur di tengah kemajemukan.
“Oleh karena itu, saya mengajak peran aktif para ulama, ustadz, pendeta, pastor, biksu, pedanda, tokoh masyarakat, pendidik, pelaku seni dan budaya, pelaku media, jajaran birokrasi, TNI dan Polri serta seluruh elemen masyarakat untuk menjaga Pancasila. Pemahaman dan pengalaman Pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus terus ditingkatkan.” Ujarnya.
Komitmen pemerintah untuk penguatan Pancasila sudah jelas dan sangat kuat. Berbagai upaya terus di lakukan. Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus bahu membahu menggapai cita-cita bangsa sesuai dengan Pancasila.
Namun demikian, kita juga harus waspada terhadap segala bentuk pemahaman dan gerakan yang tidak sejalan dengan Pancasila. Pemerintah pasti bertindak tegas terhadap organisasi-organisasi dan gerakan-gerakan yang anti-Pancasila, anti-UUD 1945, anti-NKRI, anti-Bhinneka Tunggal Ika.
Sekali lagi kata Fasha jaga perdamaian, jaga persatuan, dan jaga persaudaraan di antara kita. Mari kita saling bersikap santun, saling menghormati, saling toleran, dan saling bahu-membahu, bergotong royong demi kemajuan Indonesia. (Bdh)