Kualatungkal, AP – Para jama’ah Masjid Raya Al Muttaqien Kualatungkal merasa tidak nyaman menjalankan ibadah tarawih ditengah riuhnya pasar obral yang didirikan Pemkab Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), di Jalan Palembang dan Jalan Imam Bonjol Kualatungkal, memadati sekitar areal Masjid.
Pasar yang digelar setiap tahun menjelang hari Raya Idul Fitri itu terlihat mengepung kawasan Masjid. Tak pelak, umat muslim yang mau berjama’ah ke Masjid terganggu, termasuk parkir kendaraan roda dua maupun empat menjadi sulit.
Menurut kererangan Ahmad perwakilan para Jama’ah Masjid Raya mengatakan, pihaknya merasa terganggu keberadaan pasar tersebut. Dikatakannya, kebisingan pasar tentunya mengganggu kekhusyukan jamaah beribadah. Selain itu, akses keluar masuk jamaah maupun tempat parkir yang biasa menggunakan Jalan Imam Bonjol dan Jalan Palembang jelas-jelas terganggu.
Dijelaskannya, para Jama’ah yang hedak beribadah ke Masjid tersebut mereka rata – rata membawa kendaraan roda dua, ruang parkir tidak ada. “Kalau dipaksakan untuk di parkirkan jauh dari lokasi Masjid tersebut para Jama’ah khawatir apabila kendaraannya hilang, seandainya motor tersebut di bawah ke dalam lokasi masjid, para Jema’ah juga kesulitan untuk masuk dan keluarnya kendaraan,”paparnya.
Dikatakannya, penentuan lokasi pasar obral juga tidak melibatkan masyakarat sekitar maupun jamaah Masjid Al-Muttaqien. “Untuk itu kami menolak keberadaan pasar obral ini, dan meminta pasar yang diseputaran Masjid ini dibubarkan,” tegasnya.
Pemerintah menurut dia seakan lepas tangan dengan hal tersebut. “Sekarang kami para jamaah dan masyakarat seakan – akan dibenturkan dengan pedagang, padahal mereka jelas hanya menyewa lapak, yang menentukan Pemkab,”imbuhnya.
Hal senada juga dikatakan Yogi, Pemuda sekitar. “Adanya pasar malam yang menutup Gerbang Pintu Masjid tersebut sangat mengganggu umat islam yang ingin beribadah. Jamaah sangat terganggu karena kebisingan seperti suasana pasar, sebab Masjid tersebut dikelilingi dengan para lapak – lapak pedagang yang tidak beraturan,”ungkapnya.
Ketua KNPI Tanjab Barat ini berharap kepada Dinas terkait agar memindahkan lokasi pasar malam yang menutupi gerbang Masjid. “Tolong perhatikan juga para jamaah masjid, apalagi bulan Ramadan. Hak jamaah untuk beribadah jangan sampai dikorbankan. Kami meminta Bapak Bupati turun tangan, untuk menjaga jangan terjadi hal – hal yang tidak diinginkan,” tandasnya.
Informasi yang dihimpun, kisruh Pasar Obral dengan Jamaah Masjid Raya ini sempat terjadi pada tahun 2015 lalu, dan tidak ada solusi kongkrit dari Pemerintah Kabupaten. Namun pada Tahun 2016 Pasar Obral bulan Ramadan ini dialihkan ke Jalan Asia.
Sayangnya, Pihak Dinas Perindag Kabupaten Tanjab Barat sebagai leading sektor Pasar ini belum bisa dikonfirmasi terkait penolakan Jamaah dan masyarakat sekitar. her