Jambi, AP – Gubernur Jambi H. Zumi Zola Zulkifli mengatakan lomba pacu perahu tradisional atau lebih dikenal dengan Festival Beatrik di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi menjadi momen meningkatkan prestasi olahraga dayung di daerah itu.
“Pada PON kemarin, ada atlet dayung Jambi meraih emas, artinya ada bakat, secara historis pacu perahu ini sudah menjadi tradisi,” katanya usai membuka Festival Beatrix 2017 di Sarolangun, Rabu.
Zola mengatakan lomba pacu perahu tradisional di Kabupaten Sarolangun itu merupakan ajang tahunan sekaligus hiburan masyarakat. Dimana tradisi itu telah berlangsung cukup lama dan terus ditingkatkan kemeriahannya.
Festival Beatrix 2017 juga dipadukan dengan kegiatan tradisional yakni panjat pinang. Zola juga mengharapkan agar cabang olahraga dayung terus diperhatikan guna mengharumkan nama Jambi.
Selain itu dirinya juga berharap Festival Beatrix dapat lebih berkembang pada masa mendatang dengan kemasan budaya dan tradisi dari masyarakat Sarolangun. Sebab banyak warga memadati pinggiran Sungai Batang Tembesi yang menjadi lokasi lomba hanya untuk menyaksikan perlombaan itu.
Guna menyemangati peserta lomba pacu perahu, Zola menambahkan hadiah berupa uang sebesar Rp10 juta yang diserahkan kepada panitia pelaksana.
Bupati Sarolangun Cek Endra menjelaskan, Festival “Beatrix” merupakan iven yang mengingatkan akan jembatan di aliran Sungai Sarolangun yang dibangun pada masa Belanda di tahun 1936-an oleh Raja Beatrix.
“Masyarakat biasa menyebut jembatan Beatrix dan untuk mengabadikan kita sepakat mengemas acara tidak hanya pacu perahu, makanya diadakan Festival Beatrix,” kata Cek Endra.
Cek Endra berjanji Festival Beatrix menjadi ajang yang tetap memberikan hiburan bagi masyarakat dan juga bertujuan menarik minat wisatawan datang ke daerah itu.
Cek Endra mengakui banyak hal yang masih perlu pembenahan dan peningkatan, guna memeriahkan acara serta peningkatan prestasi peserta dan meregenerasi pedayung handal yang mampu berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.
“Animo masyarakat tinggi dan ini dananya secara gotong royong. Pada tahun depan kita akan upayakan lebih besar lagi,” katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival Beatrix Sarolangun 2017, Saipullah mengatakan kegiatan pacu perahu tradisional merupakan kegiatan orangtua terdahulu secara turun-temurun, jauh sebelum Kabupaten Sarolangun berdiri, dan juga sebagai tanda berakhirnya perayaan lebaran.
“Tujuan kegiatan pacu perahu selain memberikan semangat kekeluargaan dan hiburan bagi masyarakat, juga mempromosikan pariwisata dan meningkatkan perekonomian masyarakat,” kata Saipullah.
Dijelaskannya lagi, Festival Beatrix dilaksanakan pada tanggal 4-6 Juli 2017 di Tepian Ancol Sarolangun, tepatnya di depan rumah dinas bupati Sarolangun.
Ada dua kategori perahu yang diperlombakan yakni Tipe A Tradisional Canoe dengan jumlah anak perahu (pendayung) 18 orang dan Tipe B Tradisional Canoe dengan 12 anak perahu.
Festival Beatrix tersebut katanya memperebutkan hadiah berupa uang pembinaan. Untuk Tipe A Juara I Rp10 juta, Juara II Rp8 juta, Juara III Rp6 juta dan Juara Harapan Rp4 juta. Sedangkan Tipe B Juara I Rp8 juta, Juara II Rp6 juta, Juara III Rp4 Juta dan Juara Harapan Rp2 juta. ant