Kualatungkal, AP – Karhutla dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), sudah membangun Posko Pencegahaan Kebakaran Hutan pada wilayah Kecamatan Betara yang dianggap titik paling rawan dan berlahan gambut di Tanjabbar. Selain mendirikan Posko, BPBD Tanjabbar sudah membentuk Tim Reaksi Cepat (red, TRC) untuk menanggulangi bencana kebakaran hutan.
Dijelaskan Kepala BPBD Tanjabbar, dirinya mengakui bahwa di wilayah Tanjabbar sudah masuk kategori siaga satu persoalan kebakaran hutan. Karena, api bisa saja muncul jika panas terik berkepanjangan, dan mengingat, Tanjabbar banyak memiliki wilayah yang berlahan gambut.
“Dengan segala persiapan, kita sudah melakukan pencegahan jauh jauh hari, kita sudah bentuk tim TRC dengan jumlah sebanyak 55 orang, dan kita juga memiliki mobil Damkar sendiri serta peralatan yang memadai untuk penegahan kebakaran hutan. Sementara kita bangun Posko di Wilayah Desa Muntialo, Kecamatan Betara,”kata Erwin.
Lanjutnya, untuk wilayah Tanjabbar sudah dilakukan pemetaan oleh Pihaknya yang menjadi titik rawan kebakaran yang terbagi Tiga Zona. Zona I meliputi, Kecamatan Bram Itam, Kecamatan Betara, dan Kecamatan Kuala Betara. Wilayah Zona II pada Kecamatan Pengabuan dan wilayah Zona III pada Kecamatan Senyerang.
“Pada tiga zona inilah yang menjadi titik paling rawan untuk wilayah Tanjab Barat, karena pada seluruh tanahnya terdapat lahan Gambut. Luas lahan gambut di Kabupaten Tanjab Barat mencapai (sepertiga daratan Tanjab Barat) yang tersebar di 13 Kecamatan yang rawan terjadi kebakaran,”beber Erwin.
Ditanya mengenai, sampai bulan Juli tahun 2017 ini, apakah sudah terlihat titik hotspot api diwilayah Tanjab Barat, Erwin menjawab masih nihil sampai detik ini. Namun, pihaknya masih terus siaga dan mendirikan posko. “Sampai saat ini masih nihil, tetapi kita berstatus siaga karena Tanjab Barat pada titik paling rawan,”tegasnya.
Selain menyiapkan TRC dan segala peralatan yang sangat memadai, pihaknya juga terus melakukan himbauan kepada masyarakat untuk pencegahan melakukan pembakaran lahan.
“Pertama turun langsung di lokasi yang dianggap rawan terjadinya Karhutla. Memasang spanduk himbauan agar tidak melakukan pembakaran, mengecek sistem kanalisasi yang ada saat ini khususnya pada lahan gambut,” ucapnya.
Titik api pada tahun 2015 hampir tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Tanjabbar, yakni Kecamatan Betara desa Muntialo, Kecamatan Kuala Betara di Desa Dataran Pinang, Kecamatan Tebing Tinggi di Desa Kelagian serta beberapa di Kecamatan Ulu seperti Desa Penoban, Suban. Tak menutup kemungkinan beberapa Kecamatan lainnya juga akan menjadi titik fokus pencegahan Karhutla. (mg)