Sengeti, AP – Petani di Desa Pudak Kecamatan Kumpeh Ulu keluhkan bendungan yang jebol di desa mereka. Bendungan atau yang sering mereka sebut DAM jebol karena tak kuat menahan debit air sungai. Petani secara swadaya bergotongroyong merperbaikinya agar irigasi pada sawah mereka tetap terjaga dan tanaman padi mereka tidak mati kekeringan.
Bendungan yang dibangun sekitar tahun 2009 ini merupakan fasilitas penunjang pertanian yang sangat vital bagi mereka. Jebolnya bendungan terjadi pada sisi kiri bangunan DAM. Ini terjadi akibat tanah di kaki bangunan tergerus karena tak sanggup menahan laju debit air sungai yang meluap ketika hujan datang ataupun debit air sungai meluap.
“Kalau(bendungan) ini jebol sekitar tiga tahun yang lalu. Tiap musim besawah macam ni lah kami selalu bergotong royong baikinnyo,” ungkap Suhaimi petani desa Pudak Minggu (16/07).
Dirinya menyebut, dalam bulan ini saja sudah empat kali dirinya bersama petani lainnya memperbaiki bendungan ini. Dirinya sangat berharap agar pemerintah kabupaten Muarojambi peka terhadap kondisi ini dan cepat tanggap.
“Apalagi sekarang ini sudah pemerintahan baru. Kami minta cepatlah dibaikin biar umo (sawah-red) kami tidak sio-sio. Kalu dak dibaikin payah kami nak nandur,” keluhnya.
Menurut sepengetahuannya, persoalan ini sudah dibawa dan dibicarakan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes). Namun hingga kini realisasi pembangunannya belum diakomodir.
“Musrenbang la tiap tahun dimasukan tapi sampe kiniko dakdo belum dibangun. Kades nian dak pernah nengok kesini,” cetusnya.
Titik pada sisi bangunan yang jebol ditambal dengan menggunakan papan triplek yang diapit dengan balok kayu serta tanah yang dimasukkan ke dalam karung. Ini berfungsi agar arus air bisa diatur melalui satu jalur yakni bendungan tersebut. Dengan bisa diatur ketinggian air bantaran sungai tersebut, sawah warga tidak akn kekeringan. bds