Kualatugkal, AP – Kondisi kemarau saat ini mengancam areal hutan gambut di Tanjabbar rawan terjadi kebakaran. Apalagi permukaan gambut tidak berair atau humus lantaran tidak pernah hujan.
Kepala BPBD Tanjab Barat, melalui Kasi Rehabilitasi dan Rekontruksi, Sayipul Anwar SE menuturkan, saat ini kondisi air gambut sudah sangat jauh berkurang. Bahkan, dibeberapa tempat gambut sudah kering permukaanya.
“Kecamatan Betara itu merupakan kawasan gambut terluas di Tanjab Barat ini. Sekarang kondisi air gambutnya sudah jauh kebawah. Permukaanya sudah mulai kering. inilah yang sekarang menjadi titik rawan kebakaran,”kata Sayipul, Kamis (3/8).
Permukaan gambut tersebut diakui Sayipul merupakan humus dari tumbuhan kering. Dikarenakan letaknya dikawasan hutan, maka daun dan sisa tumbuhan itu menumpuk sendiri tanpa boleh diolah. Akibatnya, humus menumpuk dan bila kondisi air gambut berkurang, maka permukaanya menjadi kering. Bila ada api, maka akan sangat mudah terbakar.
“Diatas permukaan gambut itu sebenarnya humus. Bila sudah kering sangat mudah terbakar. Apinya memang tidak besar, tetapi karena tebal dan membakar kedalam, menyebabkan asap,”ungkapnya.
Maka dari itu, pihaknya dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan selalu memiliki dua tugas penting. Yakni mematikan api yang berada diatas dan memadamkan juga api yang berada didalam gambut biar tidak muncul asap.
“Pemadaman diatas itu kita lakukan terlebih dulu, setelah itu baru kita membuat bubur di lokasi kebakaran agar tidak muncul asap. Itu dua tugas penting kami,”katanya.
Untuk Kabupaten Tanjab barat sendiri memiliki beberapa titik daerah rawan api. Kecamatan Betara merupakan kawasan paling rawan karena areal gambut paling luas. Lalu ada kecamatan Pengabuan, Kecamatan Batang Asam, dan Kecamatan Tebing Tinggi daerah Klagian. Lalu, kecamatan Senyerang, Tungkal Ilir dan Seputar Kecamatan Bram Itam.
Kekuatan BPBD Tanjab Barat sendiri ada 50 orang personel. Kendaraan 3 unit dan 8 unit motor. Memiliki lima unit pompa dengan kapasitas 5 bar untuk maksimal 25 sambungan selang, selain itu juga memiliki 70 selang, dimana masing-masing selang sepanjang 20 meter.
“Kami sudah mendirikan posko karhutla di kawasan Muntialo kecamatan betara. 18 orang piket selama 2×24 jam,”terangnya.
Karhutlah yang terakhir mereka tangani terjadi kemarin (2/8) di jalan Lintas Betara-jambi RT 02 Dusun Kampung Tengah Desa Pematang Lumut Kecamatan Betara. Lahan yang terbakar kebun kelapa sawit berumur lebih kurang 3 bulan di kawasan APL.
Informasi yang didapat berdasarkan keterangan warga yang melintas dan melaporkan kepada TRC BPBD dan langsung ke lokasi kebakaran untuk dilakukan pemadaman. Pemadaman juga dibantu oleh Komunitas masyarakat peduli Api (KMPA) desa pematang lumut. Saat kebakaran tersebut Bupati pun turun meninjau ke lokasi.
“Total lahan yang sudah terbakar di Tanjung jabung Barat mencapai 16 ha. Di kawasan APL seluas 6 ha dan kawasan hutan seluas 10 ha,”ungkap Sayipul. mg