Kualatungkal, AP – Program Bandwidht atau biasa dikenal Bit Per Second (BPS) yang ada di Dinas Komunikasi dan informasi (Kominfo) Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) mulai dipertanyakan. Pasalnya, selain bermasalah denngan anggaran Rp 65 juta perbulan, tidak diketahui titik-titik atau lokasi pemasangannya.
Bahkan kuat dugaan, program bandwidth yang menelan anggaran mencapai Rp 780 juta pertahun terkesan disalahgunakan oleh oknum pegawai di Diskominfo Tanjabbar untuk mencari keuntungan pribadi.
Dengan banyak didapati pemasang jaringan wifi tersebut ke lokasi tertentu diluar instansi pemerintah. Yang lebih mencengangkan pelanggan tertentu mengharuskan melakukan pembayar biaya pemasangan maupun biaya bulanan.
Dari impormasi yang dihimpun, bandwidht yang dipasang oleh Diskominfo sebesar 70 mega dengan biaya bulanan sebesar Rp 65 juta yang disetor ke perusahaan gas. Sayangnya, tidak diketahui jumlah pasti dan dimana saja lokasi wifi yang terpasang sehingga menimbulkan kecurigaan bahwa bandwidht ini dikomersilkan dipasang ketempat-tempat warga.
Menurut salah satu pemesan asal kota Kualatungkal, dirinya memang memasang jaringan wifi yang namun dikenakan biaya pemasangan dan bahkan dikenakan biaya bulanannya juga.
“Setiap bulan saya mesti bayar Rp 1 juta ke oknum pegawai Kominfo, ” ujar sumber aksi post seraya meminta namanya tidak disebutkan.
Selain itu ada juga warga lainnya mencoba memasang jaringan wi-fi yang terkoneksi program bandwidht kominfo dengan diminta dana sebesar Rp 3 juta untuk administrasi awal.
“Saya tidak jadi karena terlalu mahal, padahal kalau kita membeli alatnya cuma Rp 1 juta,” beber warga yang merasa curiga dengan oknum dari Diskominfo karena harus menyediakan dana yang cukup besar.
Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Tanjabbar, H. Taharuddin dikonfirmasi belum bisa menjelaskan lansung secara tekhnis terkait masalah program bandwidht ini, dengan alasan dirinya sedang berada di luar kota.
“Saya sekarang sedang berada di luar kota, masalah tekhnisnya nanti saya koordinasi dulu dengan Kabidnya. Atau untuk lebih jelasnya nanti tunggu saya kembali,” ujarnya singkat saat dihubungi melalui ponselnya. her