Kualatungkal, AP – Realisasi penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tanjab Barat (Tanjabbar), sampai Bulan Agustus tahun 2017 masih rendah.
Penyerapan anggaran belum mencapai angka 50 persen dari total alokasi APBD keseluruhan sebesar Rp 1,2 triliun lebih.
Sekertaris Daerah Pemerintah Kabupaten Tanjab Barat (Tanjabbar), Ambok Tuo, merincikan bahwa sampai Agustus kemarin persentase serapan anggarakan diangka 47 persen, angka tersebut belum ideal dibanding perjalanan waktu sejak delapan bulan lalu. “Angka tersebut memang belum ideal,” singkat Ambo Tuo, Rabu (06/09) di kantor Bupati Tanjabbar.
Kata Ambo Tuo, masih rendahnya serapan anggaran dipengaruhi beberapa faktor. Diantaranya, sejumlah pekerjaan fisik yang baru jalan, dan beberapa pekerjaan yang belum ditenderkan.
“Selain itu, pergantian kepala OPD juga mempengaruhi persentase serapan anggaran ini,”katanya.
Anggota DPRD Tanjab Barat, Jamal Darmawan Sie, menyangkan masih rendahnya serapan APBD di Tanjab Barat. Dia khawatir, minimnya serapan anggaran akan menghambat pembangunan daerah.
“Saya menyangkan hal tersebut, tetapi kita harus optimis dan yakin persoalan ini tidak akan menghambat jalannya program pembangunan pada APBD Perubahan di Kabupaten Tanjab Barat pada tahun 2017 ini, dimana untuk proyek-proyek besar sudah banyak yang hampir selesai, seperti proyek jalan, dan jembatan ada yang sudah berjalan,” tutur Jamal.
Walaupun anggaran pendapatan belanja daerah tahun 2017 ini masih saja belum menunjukkan progres signifikan terhadap penyerapan anggaran, Jamal berkeyakinan tidak akan menghambat program pembangunan pada APBD Perubahan, jika berjalan sesuai prosedur.
“Di APBD Perubahan tidak banyak kegiatan proyek yang besar, hanya peralihan anggaran dan juga banyak perencanaan, mudah mudahan bisa berjalan sesuai dengan jadwal,”sebutnya.
Jamal berharap, dengan semakin mendekati dipenghujung tahun 2017 ini, secara tidak langsung Pemkab harus lebih menggenjot penyelesaian rencana program kegiatan, pada APBD murni dan perubahan untuk kedepannya.
“Jika program tersebut tidak berjalan sesuai harapan, maka tidak tutup kemungkinan akan berujung terjadinya silpa yang cukup besar,”tandasnya. mg