Kerinci, AP – Masih terbatasnya sarana dan prasarana (Sapra) di Dinas Kependudukan dan Pecatatan Sipil (Dukcapil) kabupaten Kerinci, membuat pelayanan terhadap masyarakat belum Optimal salah satunya perekaman dan percetakan Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el).
Salah satu kendala dari Dukcapil saat ini adalah tidak adanya operasional Genset untuk membantu daya listrik, pada saat Perusahaan Listrik Negara (PLN) memadamkan listrik di wilayah Kota Sungaipenuh.
Kondisi tersebut sering dikeluhkan warga saat melakukan pengurusan Kartu Keluarga (KK) dan KTP-el, sebab Dinas Dukcapil tidak bisa berbuat banyak jika terjadinya pemadaman listrik, kecuali hanya menunggu hidup karena Gensen Di Dukcapil tidak bisa digunakan karena sudah tua.
Kepala Dinas Dukcapil Kerinci, Hakiman, saat dikonfirmasi (12/9) membenarkan masih kurangnya sarana dan prasarana. Dia mengatakan, untuk pelayanan baik KK, KTP-el maupun Akta Kelahiran sangat bergantung dengan Listrik. “Kita ini membutuhkan listrik, setiap kegiatan kita tidak terlepas dari daya listrik,” ujarnya.
Makanya, jika setiap pemadaman listrik, kata Hakiman, pihaknya tidak bisa berbuat banyak, bahkan aktifitas pun terhenti termasuk dengan jaringan. Dia mengatakan tidak ada jalan lain kecuali pihaknya hanya bisa menunggu PLN menghidupkan listrik setiap terjadi pemadaman.
“Genset tidak ada, cuma sudah rusak, kemudian dana opersarionalnya tidak ada karena tidak ada pengadaan sampai saat ini. Kalau mati lampu terpaksa kita menunggu hidup,” ungkap Hakiman.
Tidak hanya Genset, sarana dan prasarana lain seperti alat perekaman pun masih sudah tidak layak lagi, pengadaan Sistim Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Tahun 2006. “Sehingga sudah layak untuk diusulkan, untuk SIAK membutuhkan anggaran 50 juta. Dan kita sudah naikan nota Dinas, sudah kita sampaikan,” tandasnya.
Sekretaris Naftrisman, menambahkan, sarana seperti komputer untuk operator hingga saat ini sudah tidak layak lagi digunakan, bahkan, jumlahnya pun terbatas. Dimana dari 16 kecamatan yang ada di kabupaten Kerinci, hanya Empat komputer untuk operator. “sebenarnya sudah tidak layal lagi komputer kita, sudah sering rusak. Selain itu, jumlahnya pun masih kurang, minimalnya 6 unit komputer,” singkatnya. hen