Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mendatangi Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (27/09) sore.
Pantauan di lokasi, Gatot Nurmantyo tiba sekitar pukul 15.15 WIB. Ia masuk ke Istana Merdeka lewat pintu samping Istana. Tak berapa lama, Menkopolhukam Wiranto juga tiba di Istana Merdeka.
Saat tiba, kedua pejabat negara itu tidak memberikan keterangan apapun.
Sekitar pukul 15.25 WIB Menteri Sekretaris Negara Pratikno pun tiba dengan menumpang mobil golf, namun ia juga hanya melambaikan tangan kepada wartawan.
Wiranto dan Gatot berada di Istana Kepresidenan Jakarta sekitar satu jam. Gatot yang mengenakan seragam militer dan Wiranto yang mengenakan kemeja batik lengan panjang meninggalkan Istana Kepresidenan secara bersamaan sekitar pukul 16.00 WIB.
Mereka juga tidak memberikan keterangan mengenai pertemuan tersebut.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo menyatakan sudah bertemu dengan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo untuk membahas pengadaan senjata.
“Sudah bertemu tadi malam setelah pulang dari Bali. Panglima sudah bertemu dengan saya di Halim dan sudah dijelaskan,” kata Presiden Jokowi.
Ia mengatakan Menko Polhukam Wiranto juga sudah memberikan penjelasan terkait masalah itu.
“Saya kira penjelasan dari Menko Polhukam sudah jelas. Saya kira tidak usah saya ulang lagi,” kata Jokowi didampingi Mensesneg Pratikno dan Mendag Enggartiasto Lukita.
Ketika ditanya apa penjelasan Panglima TNI dalam pertemuan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jokowi mengatakan tidak semua bisa disampaikan.
“Ya tidak semua bisa saya sampaikan,” katanya.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto, menyatakan bahwa pengadaan 500 pucuk senjata laras pendek yang dilakukan oleh Badan Intelijen Negara akan digunakan untuk pendidikan intelijen.
“Ini untuk pendidikan intelijen, dan dilakukan oleh lembaga resmi institusi pemerintah,” kata Wiranto ketika memberikan keterangan pers di kantornya di Jakarta, Minggu (24/9).
Wiranto menjelaskan sebanyak 500 pucuk senjata tersebut tidak diimpor dari luar negeri, melainkan dipesan dari PT Pindad.
Sebelumnya Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memberikan pernyataan terkait adanya impor 5.000 pucuk senjata secara ilegal.
Namun Wiranto kemudian membantah hal tersebut, dan memberikan konfirmasi bahwa informasi yang benar adalah pengadaan 500 pucuk senjata.
Menurut Wiranto, kesalahan informasi yang terjadi tersebut akibat kurangnya komunikasi di antara instansi terkait.
“Saya sudah panggil Panglima TNI dan Polri, ini hanya masalah komunikasi yang tidak tuntas terkait pembelian senjata itu,” kata Wiranto.
Lebih lanjut Wiranto menyayangkan informasi yang keliru mengenai pembelian 5.000 senjata itu menimbulkan spekulasi di kalangan masyarakat.
“Ini sekarang sedang bergulir di masyarakat dan menimbulkan spekulasi,” ujar Wiranto. Tim/ant