Jambi, AP – Tujuh Desa di Jambi bergabung dalam program Desa Bebas Api (DBA) yang digagas Asian Agri Group, sebagai upaya mencegah kebakaran hutan dan lahan di wilayah masing-masing.
Komitmen Desa Bebas Api itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman Memorandum of Understanding (MoU) Asian Agri dan masing-masinh desa disalah satu hotel, Jumat (29/09).
Tujuh desa itu yakni Desa Lubuk Lawas dan Desa Lubuk Bernai yang sudah lebih dulu berpartisipasi sejak tahun 2016. Kemudian Desa Tuo Sumay, Desa Suo Suo, Desa Semambu, Desa Teriti dan Desa Muara Sekalo.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agus Rizal mengatakan program Desa Bebas Api tentunya akan memberikan dampak positif baik dalam lingkup desa hinga nasional dalam hal menekan timbulnya titik api.
“Kami sangat bangga dan mendukung sepenuhnya inisiatif yang diambil oleh desa-desa untuk bergabung dalam program Desa Bebas Api binaan Asian Agri,” kata Agus Rizal.
Dikatakannya, kebakaran merupakan tanggung jawab bersama dan masyarakat desa berperan menjaga lingkungan desanya agar terhindar dari kebakaran.
“Komitmen ini patut mendapatkan dukungan dari seluruh pihak. Saya sangat mengapresiasi desa-desa yang kini bergabung ke dalam program Desa Bebas Api dan ini menjadi contoh nyata peran kemitraan antara masyarakat, pemerintah dan perusahaan yang membawa manfaat bagi lingkungan secara optimal dan berkesinambungan,” katanya menjelaskan.
Regional Head Asian Agri Jambi, Sahrul Hasibuan mengatakan pihaknya selalu siap memfasilitasi serta membina desa-desa yang ingin bergabung dalam program Desa Bebas Api.
Dikatakannya, program Desa Bebas Api yang dilaksanakan bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa kebakaran lahan adalah masalah nasional dan harus dicegah bersama.
“Program Desa Bebas Api juga memberikan pengetahuan teknis dan kesempatan bagi desa menggali potensi ekonomi, sehingga insentif yang diberikan kepada desa yang berhasil mencegah kebakaran dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat desa,” kata Sahrul.
Program Desa Bebas Api binaan Asian Agri ini dimulai pada tahun 2016, diawali dengan bermitra bersama tujuh desa di Riau dan dua di Jambi. Program ini menunjukkan perkembangan positif terhadap berkurangnya titik api secara signifikan.
Tercatat pada tahun 2016, dari 306.664 hektare lahan desa mitra Asian Agri, hanya 7,98 hektare lahan yang terbakar. Terjadi penurunan signifikan dari tahun sebelumnya yang mencapai 13,75 hektare.
Tahun ini, jumlah kemitraan Desa Bebas Api Asian Agri bertambah menjadi 16 desa yaitu sembilan desa di Riau dan tujuh di Jambi.
Dalam penandatanganan MoU itu juga diberikan reward kepada tujuh desa di Jambi sebesar Rp100 juta untuk masing-masing desa yang digunakan untuk pembangunan di desa. ant